Ekpedisi Nusantara Jaya Sulteng 2017 Telah Usai Ini Cerita Mereka!

Ekpedisi Nusantara Jaya (ENJ) adalah salah satu program dari Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman. Program ini dimulai sejak tahun 2015. Tahun ini adalah kali pertama Sulawesi Tengah terdaftar dalam program ini. Tercatat ada 17 Mahasiswa Untad yang terpilih, sedangkan 2 lainnya adalah mahasiswa Permata yang berasal dari Aceh.

ENJ dilaksankan di Desa Toropot, Kecamatan Bokan Kepulauan, Banggai Laut. Dimana area ini termasuk daerah 3T (Terdepan, Terluar, dan Terpencil). Tidak ada listrik, sinyal, atau pun air bersih. Adapun program yang dijalankan di desa ini yaitu dalam bidang Pendidikan, Kesehatan, Kekayaan Alam, Lingkungan Hidup, dan Bakti Sosial

Untuk pendidikan masih bermasalah pada kurangnya tim pendidik. Selain itu, karena tidak adanya air bersih, mereka mudah diserang penyakit, seperti diare dan malaria. Kekayaan baharinya cukup melimpah. Mereka punya penangkaran penyu. Namun sayang, masyarakat sekitar menjualnya ke pihak asing, disebabkan kurang kuatnya peraturan tentang hewan yang dilindungi. Masyarakat daerah ini juga belum bisa menjaga lingkungan sekitar,misalnya masih membuang sampah di laut, maka kami memberi edukasi tentang Ecobrick dan Recycle kepada anak-anak dan Ibu PKK. Juga membuat tanggul air untuk membatasi antara air bersih dan tawar agar ketika pasang tak tercampur. Dengan begitu, mereka bisa menikmati air tawar tanpa perlu lagi menempuh perjalanan satu jam ke pulau lain“, cerita Nita (Mentor ENJ SULTENG 2017)

Ekpedisi ini dilaksanakan selama lima hari. Pelepasan dilakukan oleh Warek Bima Untad. Membutuhkan waktu dua hari satu malam menempuh perjalanan hingga akhirnya sampai di desa Toropot. Menggunakan transportasi darat dan laut.

Setelah saya ikut program ENJ ini, banyak sekali pengalaman berharga dan tak terlupakan. Saya lebih banyak bersyukur dibanding dengan kehidupan masyarakat Toropot yang masih kesulitan mengakses jaringan, sehingga ketinggalan informasi yang sangat mereka butuhkan. Saya juga bersyukur bisa menikmati alam Indonesia yang masih sangat alami di Desa ini. Harapannya semoga pemerintah memberi perhatian lebih, khususnya di pulau-pulau terpencil. Juga akses pendidikan di Desa Toropot kedepannya semakin baik, melihat potensi yang dimiliki oleh para siswanya. Namun sayang, kebanyakan mereka tak dapat melanjutkan ke pendidkan lebih tinggi karena masalah ekonomi dan minim informasi seputar beasiswa“, ujar Satriani (Peserta ENJ SULTENG 2017, Mahasiswa FKIP UNTAD)


Diterbitkan

dalam

,

oleh