Saat peluh ini menetes, aku sadar
Saat air mata membasahi pipi, aku mulai mengerti
Peluh yang kau cucurkan
Air mata yang kau teteskan
Tak akan sanggup aku bandingkan
Putih cintamu,hangatnya pelukmu
Mengukir indah dalam ingatanku
Kudengar namaku disetiap doamu
Terucap asmaku disetiap tutur lembutmu
Bunda aku rindu,
Rindu pada hangatnya pelukmu
Rindu pada bijaknya nasehatmu
Doamu mengiringi langkahku
Mengobarkan semangat disetiap nadiku
Untuk menjadi permatamu
Kau yang menjaga api itu
Kau yang merengkuh angan itu
Agar tetap setia disisiku
Kau yang menempa kekuatan itu
Menempa berlian didalam diriku
Kau letakan harapan dipundakku
Membiarkan aku berjalan
Merajut asa, dengan lenteramu
Dan saat aku kembali kepelukanmu
Permata itu adalah aku
Karya :
Yeni Astuti
Mahasiswi Program Studi Pendidikan Matematika,FKIP UNTAD
Alumni WoW First Generation
Tinggalkan Balasan