Jika orang-orang berbicara mengenai kampung Inggris di Indonesia, Pare menjadi rujukan utamanya. Agaknya memang Kampung Inggris Pare telah menjadi fenomena yang menasional. Masyarakat dari segala penjuru Indonesia yang ingin belajar bahasa Inggris secara mendalam pasti kesana.
Nah, jika Indonesia dan Jawa punya Pare, Kota Palu punya Liku yang menjadi rintisan Kampung Inggris. Sekelompok mahasiswa dan alumni program studi Bahasa Inggris FKIP Universitas Tadulako yang tergabung dalam Develop English Organisation (DEO) menggagas konsep Kampung Inggris dengan sentuhan lokal menjadi Ngapa Inggris Liku.
Liku merupakan salah satu dusun di Kelurahan Lambara yang berada di Kawasan Ekonomi Khusus, sehingga Pemerintah Kota Palu menyarankan kepada DEO untuk menjadikan dusun tersebut sebagai kawasan berbahasa Inggris.
Sekitar Maret 2014, Ngapa Inggris Liku mulai dirintis. Diresmikan langsung oleh Wakil Walikota Palu, nadi Ngapa Inggris mulai berdenyut. Setiap hari minggu, puluhan anak-anak di Liku berkumpul di gedung sekolah untuk diajari bahasa internasional tersebut.
Hampir setahun berjalan, Hasilnya mulai dirasakan. Beberapa anak sudah mampu memahami bahasa Inggris dan bahkan sudah mampu bercakap-cakap dengan menggunakan bahasa Inggris.
Wadinudin, Ketua RT setempat mengaku sangat mengapresiasi langkah tersebut. Menurutnya, gerakan tersebut sangat membantu dalam upaya pengembangan sumber daya manusia di Liku.
“Apalagi kita akan menghadapi KEK. Momen ini penting sekali untuk pengembangan SDM anak-anak” ujar Wadinudin.
Lurah Lambara, Rais Abdillah, ketika ditemui di ruangannya pekan lalu mengaku bahwa Ngapa Inggris tersebut sangat membantu dalam hal pengembangan SDM masyarakat. Ia juga mendukung penuh gerakan tersebut.
“Saya sangat mendukung gerakan tersebut. Ini penting sebagai pengembangan sumber daya manusia masyarakat kita” ujar Rais.
Senada dengan Lurah Lambara, Camat Tawaeli, Zulkifli juga sangat mendukung adanya Ngapa Inggris tersebut. ia berharap agar program tersebut berkelanjutan dan konsisten dilakukan.
Walikota Palu Rusdi Mastura lain lagi. Ia bahkan menjadikan Ngapa Inggris Liku sebagai rujukan bagi warga Palu yang ingin belajar Bahasa Inggris. Dalam sambutannya pada peresmian sarana di SMA Negeri 7 Palu, Sabtu (7/2/2015). Cudy, sapaan akrab walikota Palu, menjelaskan tentang pentingnya kemampuan berbahasa inggris sebagai modal menyongsong MEA dan KEK.
“Kemampuan berbahasa inggris sangat penting dewasa ini dalam menyongsong Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Kampung Inggris di Liku nantinya dapat menjadi rujukan bagi masyarakat yang ingin belajar bahasa Inggris.
Sebagai bahan perbandingan, pada tanggal 25-29 Desember 2014 lalu, DEO mengadakan observasi di Kampung Inggris Pare. observasi tersebut diikuti oleh 12 orang. Observasi selama 4 hari tersebut berhasil menemukan beberapa fakta menarik mengenai Kampung Inggris Pare. fenomena yang terlihat adalah bahwa masyarakat asli Pare kebanyakan telah bermigrasi ke Kediri karena harga sewa rumah yang relatif lebih mahal di Pare.
Hasil observasi di Pare pun dijadikan bahan perbandingan untuk konsep Ngapa Inggris Liku. Tak ingin sama seperti Pare, DEO menerapkan konsep kampung Inggris yang sebenarnya. Jika di Pare hanya pendatang yang belajar bahasa Inggris, DEO ingin agar masyarakat Liku lah yang lebih dahulu belajar bahasa Inggris.
Mereka juga mencanangkan konsep agar budaya lokal tetap dipertahankan. Jika Pare kini didominasi oleh budaya dari pendatang, maka Liku harus tetap mempertahankan budaya lokalnya.
Bahrul Fajrih, Koordinator Ngapa Inggris Liku, ketika dikonfirmasi, Selasa (10/2/2015), mengatakan bahwa identitas kelokalan penting dipelihara. Itu menjadi ciri khas yang membedakan Liku dengan kampung Inggris lainnya.
Ngapa Inggris Liku memiliki relawan pengajar sebanyak 10 orang. Setiap minggu, kadang tidak semuanya bisa datang. Kelelahan dan aktivitas lain menjadi hal-hal yang tidak bisa dipungkiri. Namun semangat juang mereka tidak berhenti.
Dalam hal peningkatan kapasitas pengajar, DEO melaksanakan Workshop dengan tema ‘Be The Profesional Educator pada tanggal 1 Februari 2014 lalu. Workshop tersebut dibuka oleh Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Pemkot Palu, Ansyar Sutiadi. Dihadiri oleh Prof Konder Manurung DEA, Ph.D, Dr. Ir. Muh Nur Sangadji DEA, dan Dr Asep Mahfud M Pd sebagai pemateri dan puluhan peserta dari DEO, mahasiswa dan masyarakat pada umumnya.
Dengan adanya Ngapa Inggris ini, guru bahasa Inggris di dusun tersebut juga merasa terbantu. Ia senang dengan perkembangan anak-anak di Liku yang sedikit demi sedikit mulai mampu bercakap-cakap dengan bahasa Inggris.
Pada tanggal 28 Februari 2015 nanti, DEO akan merayakan ulang tahunnya. Perayaan akan dipusatkan di Liku. Dalam perayaan tersebut, walikota mengatakan bahwa semua camat akan diundang untuk melihat Ngapa Inggris tersebut.
Ngapa Inggris Liku adalah bukti bahwa anak muda Kota palu mampu berbuat untuk kemajuan masyarakat dan kotanya. Prestasi dan pencapaian mereka ini patut diapresiasi. Semoga dalam waktu dekat, Ngapa Inggris Liku akan menjadi setenar bahkan melebihi Kampung Inggris Pare.
Tinggalkan Balasan