Mahasiswi Untad Ini Untung Ratusan Ribu Per Hari dengan Jualan Takjil


Bulan suci Ramadhan, selalu menjadi berkah bagi setiap orang, khususnya bagi umat muslim. Momen puasa ini, selalu dimanfaatkan oleh warga kota Palu khususnya pedagang musiman untuk dengan berjualan takjil atau menu buka puasa.

Salah satunya Dian Widyawanti, Mahasiswa Semester akhir Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisip) di Universitas Tadulako (Untad) saat dijumpai di Pasar Ramadhan Jalan Balai Kota Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng).

Dengan bermodalkan sebuah meja yang hanya seluas dua kali tiga meter itu, tanpa canggung dan malu dia mampu mengisi waktu kosongnya selama satu bulan penuh ini dengan berjualan takjil.

Dibulan suci ini, memang selalu menjadi berkah tersendiri bagi para pedagang takjil, tak terkecuali Mahasiswi yang akrab disapa Dian ini. Meskipun modal awal untuk berjualan hanya Rp.200 ribu, tapi Dian mampu meraup ratusan ribu rupiah perharinya.

“Inilah berkah ramadhan, apapun yang kita kerjakan itu selalu dengan dengan niat yang baik, pasti mendapat rejeki yang baik pula,” terangnya disela-sela waktunya berjualan, Rabu (15/6/2016).

Bersama seluruh pedagang takjil yang berada di Pasar Ramdahan Pemerintah Kota (Pemkot) Palu, Dian tidak begitu canggung untuk menjajahkan kue dagangan hasil buatannya sendiri itu. Tidak jarang juga kalimat pujian serta rayuan, untuk menarik hati pembeli. Bahkan dari jarak 100 meterpun, suara dian masih lantang terdengar.

“Mari.. maraii…, kue enak murah meriah,,, Ibu yang cantik mau beli kue?,” katanya kepada beberapa pembeli yang melintas depan lapaknya.

Takjil yang Dian jajahkanpun berfariasi, ada bonusnya pula, mulai dari Silverqueen Puding seharga Rp.10 ribu per tiga buah, Salad Buah Yogurt Rp.15 ribu per satu tempat dan Klapatart dengan pelbagai farian harga mulai dari Rp.3000 hingga Rp.8000.

Mahasiswi yang baru beranjak usia 24 tahun ini, mengaku selalu ambil bagian saat bulan ramadahan tiba untuk berdagangan takjil di pasar ramdahan di tempat yang sama. Dia juga mengaku seluruh dagangan yang ia jual murni olahan tangannya sendiri dengan keuntungan yang mampu di raupnya mencapai 700-800 ribu rupiah perharinnya.

“Pernah hari kedua, keuntungan bersih sampai satu juta lebih, saya bersyukur dengan itu,” katanya sembari senyum.

Memang di Pasar ramadhan ini, bukan hanya Dian saja, masih banyak mahasiswa Untad lainnya yang berjualan takjil. Namun berbeda dengan Dian, saat berjualan Dian tak pernah diam menunggu pembeli. Dengan bekal ilmu marketing yang pernah ia pelajari semasa di bekerja di salah satu perusahan di Palu, ia mampu menarik hati pembeli. Bahkan tak jarang para pembeli antrian di depan lapaknya.

Diapun tidak merasa malu ketika berjumpa teman-teman, atau teman semasa ia bekerja dulu. Bahkan hal itu diamanfaatkannya dengan memintanya untuk membeli kue jualannya.

“Justru saya kalau ketemu teman, malah senang. tinggal pasang muka kasihan, mereka pasti mau beli,” candanya.

Dian mengaku, keuntungan dari hasil jualan takjil ini nantinya sebagian akan diinfakkan kepada anak yatim.

Rencananya, sebagian dari keuntangan kan dikumpulkannya hingga mendekati Idul Fitri.

Sumber: kabarselebes.com


Diterbitkan

dalam

oleh