Mahasiswa Pascasarjana Untad Ciptakan Terung Tanpa Biji

Sebuah temuan menarik diungkapkan oleh Fakultas Pertanian Untad yang berhasil mengembangkan terung tanpa biji. Dekan Faperta Untad Prof Ir Zainuddin sebagaimana dikutip antarasulteng.com menjelaskan, penelitian itu dilakukan mahasiswa pascasarjana Faperta Untad di bawah bimbingannya langsung.

Meski ilmu rekayasa buah tanpa biji terbilang bukan sesuatu yang baru di Indonesia, namun temuan ini merupakan penelitian pertama yang dilakukan oleh civitas Untad.

“Penelitian ini adalah yang pertama kalinya dilakukan di Fakultas Pertanian Untad. Dulu kita hanya melihat produk-produk buah tanpa biji dan kita tidak pernah mencoba untuk melakukan penelitian tentang itu.” katanya

Karena itu, Mari jangan hanya berpikir kalau orang lain mampu melakukan itu, tetapi mari buktikan kita juga bisa melakukannya,” katanya kemudian.

Langkah kongkit selanjutnya dibuat. Hipotesis disusun dan desain penelitian kemudian dikembangkan.

Setelah mempelajari berbagai literatur, ditentukanlah tanaman terung sebagai tanaman uji. Selain karena terung mudah dikembangbiakkan, siklus tumbuh terung sampai berbuah juga hanya empat bulan. Selain itu juga tanaman tersebut juga memiliki biji yang banyak dalam satu buah.

Penelitian kemudian dilakukan dilaboratorium dan masih dalam skala di pot. Metode penelitiannya apabila tanaman teung talah masuk dalam tahapan pembentukan bunga yang akan menjadi buah, bunga terung selanjutnya akan disuntikan sejenis hormon pengatur tumbuh untuk menekan atau mencegah pembentukan biji.

Sebagai pembanding dikembangbangkan juga tanaman terung lain tanpa diberikan hormon atau perlakuan lain. Tanaman ini disebut sebagai tanaman kontrol.

“Hasilnya terung yang tidak diberikan hormon, satu buah terung menghasilkan sekitar 221 biji. Sementara yang diberikan hormon tidak menghasilkan biji sama sekali atau nol biji,” ujar Prof Zainuddin.

Hasil yang sesuai dengan harapkan. Memasukan hormon atau bahan kimia pada jumlah tertentu saat proses pembentukan bunga, ternyata efektif dalam menghambat pembentukan biji.

Menurut Prof. Zainuddin, riset tersebut mempunyai potensi yang besar untuk dikomersilkan dan mempunyai nilai manfaat besar bagi masyarakat. Pihaknya akan terus mencoba pada jenis tanaman lain, yang dikembangkan tanpa biji.

“Pada prinsipnya bahan kimia tersebut dapat didapatkan masyarakat secara umum. Dan kami sangat menyakini, masih banyak jenis tanaman lainnya bisa dibuat tanpa biji,” ujarnya.

Semoga semakin banyak karya-karya civitas akademika Untad yang memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat dan ilmu pengetahuan


Diterbitkan

dalam

oleh

Tags: