LSF SULTENG Jalin Kerjasama dengan Universitas Tadulako

Lembaga Sensor Film bekerja sama dengan Universitas Tadulako mengadakan Kegiatan Sosialisasi Pembentukan perwakilan Lembaga Sensor Film di Ibu Kota Sulawesi tengah pada tanggal 17 Februari 2017, bertempat di Hotel Mercure, Palu. Kegiatan ini dihadiri oleh Wakil ketua LSF Republik Indonesia, Rektor Universitas Tadulako (diwakili oleh Wakil Rektor bidang kemahasiswaan) serta segenap undangan yang berasal dari para pemangku kepentingan terkait perfilman; tokoh masyarakat, tokoh agama, pemuka adat, budayawan, praktisi perfileman, akademisi, mahasiswa, pelajar. Serta menghadirkan dua narasumber utama yakni Prof. Sulaiman Mamar dan Nasrullah.

Kegiatan dengan tema “Masyarakat Sensor Mandiri, Wujud Kepribadian Bangsa” diawali dengan sambutan oleh Wakil Ketua lembaga Sensor Film RI, Drs. Dodi Budiyatma. Dalam sambutannya, beliau mengatakan bahwa sosialisasai kebijakan LSF tentang pembentukan perwakilan LSF dan sosialisasi sensor mandiri ini dimaksudkan untuk menyampaikan informasi dan membangun pemahaman bersama tentang masalah perfilman yang mengalami perkembangan luar biasa seiring perkembangan teknologi.

Rektor Universitas Tadulako yang diwakilkan oleh wakil rektor bidang kemahasiswaan Bpk Prof. Dr. Jayani Nurdin, M,Si, menyampaikan sambutan sekaligus membuka kegiatan Sosialisasi Pembentukan perwakilan Lembaga Sensor Film di Ibu Kota Sulawesi tengah. Beberapa poin yang berisi harapan-harapan ke depan tentang perkembangan perfilman, terutama untuk wilayah Sulawesi tengah: “Lembaga Sensor film bekerja keras demi menyensor setiap apa yang akan ditampilkan ke publik serta memperhatikan kearifan lokal Sulawesi Tengah. Diantara anggota terpilih ada yang melibatkan tokoh-tokoh daerah. Jika ada film lokal dapat dilaksanakan di daerah sehingga di nasional hanya ketok palu bahwa film lulus sensor. Ada muatan kearifan lokal.”

16831125_1039027352867834_6348685111641891951_n
Penyerahan Plakat, Take By Famri Rusdin

Acara kemudian dilanjutkan dengan paparan materi dari dua narasumber, yaitu Prof Sulaiman Mamar dan Nasrullah (staf LSF). Paparan materi yang disampaikan oleh kedua narasumber begitu menarik dan penting, sehingga antusiasme peserta pun tinggi

Prof. Sulaiman Mamar merupakan Kepala Pusat Penelitian Kebudayaan dan Pembengunan Universitas Tadulako (P2KP UNTAD) membawakan materi kearifan lokal Sulawesi Tengah. “Sulawesi Tengah adalah provinsi dengan berbagai budaya yang tentunya harus dilestarikan. Harapan kedepan industri perfileman khususnya Sulawesi Tengah dapat mengangkat kearifan lokal dengan banyak menggali berbagi sumber”.

Disamping itu, Bpk Nasrullah selaku staf LSF memberikan pengantar Lembaga Sensor Film. “LSF sebagai lembaga Independen yang berfungsi untuk menjaga film kita tetap mengedepankan etika dan norma. LSF bertugas melakukan penelitian, penilaian dan penentuan kelayakan film dan iklan untuk dipertunjukkan kepada khalayak umum”.

Setelah pemaparan materi kemudian dilanjutkan dengan diskusi tanya jawab. Sesi diskusi Sesi ini berlangsung cukup hangat dan menarik, karena berisi tentang pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan tentang peran LSF dalam dunia perfilman yang yang dipandang oleh beberapa kalangan sebagai pengekangan kreatifitas, bagaimana LSF dapat bekerja secara seimbang dalam menyensor film daerah yang berbeda-beda pemahaman budayanya di Indonesia.

Sosialisasi yang dilaksanakan oleh LSF membuka mata peserta tentang peranan dan fungsi LSF, disamping itu ada harapan yang banyak disampaikan oleh peserta yang hadir. “Secara pribadi, diharapkan bukan hanya sampai tahap sosialisasi tetapi dapat di follow up dengan pembentukan Lembaga Sensor Film di tingkat daerah sehingga film yang sampai ke masyarakat sudah sangat tersaring dari segala unsur yang telah diatur dalam Peraturan Pemerintah tentang film yang layak sampai ke masyarakat” Ujar Rani Fardani.

Sumber : Info Tadulako (Famri Rusdin)


Diterbitkan

dalam

oleh