Dari Sulawesi Tengah Ke Kota Empek-Empek Mahasiswa MIPA UNTAD Ini Terus Berkontribusi Lewat Komunitasnya

Teguh Purwanto adalah mahasiswa MIPA UNTAD yang merupakan founder dari Satu Buku Untuk Anak Indonesia (SBUAI).  SBUAI mulai didirikan sejak tahun 2015. Komunitas ini berfokus pada pendidikan dan sosial . Beberapa programnya yaitu penggalangan buku dan alat tulis yang disalurkan ke anak-anak yang membutuhkan di sekolah dan daerah pelosok. Juga ada belajar membaca dan menulis, serta sekolah sehat. Tercatat sudah sekitar 16 ribu buku dan alat tulis yang disalurkan di Sulawesi Tengah.

Mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang yang merupaakn Volunteer SBUAI Chapter Palembang

Kini, SBUAI terus menyebarkan kontribusinya hingga ke kota lain. Tepatnya di Kota Palembang yang  kita kenal dengan makanan khasnya yakni empek-empek. Tepat hari Minggu, 20 Maret 2017 merupakan launching Satu Buku Untuk Anak Indonesia Chapter Palembang. Berawal dari komunikasi lewat media sosial dengan seorang teman disana yang tertarik dengan program SBUAI. Melihat antusias, tanggungjawab dan kesiapan teman-teman Palembang akhirnya terbentuklah SBUAI  Chapter Palembang. Para volunteernya merupakan mahasiswa dari UIN Raden Fatah Palembang.

“Saya bersama teman-teman  tertarik bergabung di komunitas ini, karena di Palembang sendiri belum ada komunitas seperti SBUAI. Dan saya berharap lewat komunitas ini kami dapat berkontribusi bagi daerah kami, khususnya dalam membantu adik-adik kita yang membutuhkan dalam hal pendidikan” kata Zainul Fatmawati, mahasiswa Jurusan Psikologi Islam UIN Raden Fatah Palembang yang merupakan Ketua dari SBUAI Chapter Palembang

Teguh merasa sangat senang dengan terbentuknya SBUAI Palembang. Itu artinya, akan makin banyak anak-anak Indonesia yang terbantu, khusunya didaerah pedalaman yang sama sekali belum merasakan fasilitas pedidikan dari pemerintah, sesuai dengan tujuan dari komunitas SBUAI itu sendiri.

“Untuk kakak-kakak di Palembang, semoga kelak kita akan bertemu dan lebih dekat membahas tentang apa yang harusnya kita lakukan sebagai sesama warga negara Indonesia. Maaf jika belum sempat bertatap muka. Maaf jika belum sempat mendengar suara  dan pendapat kalian. Tapi saya yakin, kalian semua adalah orang-orang terpilih yang akan mempertanggungjawabkan apa yang sudah kalian ambil. Sukses buat kalian disana dan paling penting bukalah hati untuk semua orang  yang mau ataupun tidak untuk bergabung bersama kalian” tutup Teguh Purwanto (Founder SBUAI)