Alumni Untad Menjadi Delegasi Pertama Asal Sulteng Di Indonesia Mengajar

Indonesia Mengajar adalah gerakan untuk mengajak semua pihak mengambil bagian dalam menyelesaikan masalah pendidikan di Indonesia. Gerakan ini memiliki kegiatan utama, yaitu merekrut, melatih dan mengirimkan anak muda Indonesia yang merupakan lulusan terbaik perguruan tinggi, untuk bertugas selama satu tahun di berbagai daerah di Indonesia, sebagai guru sekolah dasar. Pengajar Muda bertugas mengajar dan tinggal bersama masyarakat di desa, sekaligus menjadi inspirasi dan motivasi untuk anak-anak didiknya serta motor perubahan bagi pemangku kepentingan lain.

@ikerniatysandili

Gerakan yang dimotori oleh Anies Baswedan ini selalu memiliki peminat yang cukup tinggi. Tercatat ada 10.213 yang mendaftar, baik dari dalam dan luar negeri, sebagai Pengajar Muda Angkatan XIV yang berlangsung sejak 14 November sampai 16 Desember 2016 kemarin. Namun, hanya 42 orang terpilihlah yang berhasil menjadi delegasi Indonesia Mengajar dan siap untuk ditempatkan diberbagai Penjuru Indonesia. Ikerniaty A. T. Sandili merupakan Alumni Untad Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2012 yang termasuk dalam 42 orang . Dan berhasil menjadi delegasi pertama asal Sulawesi Tengah dalam Program Pengajar Muda Indonesia Mengajar.

42 Orang Terpilih Sebagai Calon Pengajar Muda

Ikerniaty yang akrab disapa Iker mengungkapkan bahwa ketertarikannya mengikuti kegiatan ini, karena terinspirasi dari kisah-kisah inspiratif para pengajar muda yang mengabdi didaerah-daerah pelosok Indonesia. Ia pun sadar, bahwa selama ini sudah terlalu banyak yang negara berikan untuk dirinya, dan ini menjadi kesempatannya untuk bisa berkontribusi bagi bangsa dan negara. Merasa siap dengan persyaratan dan tanggungjawab yang akan diamanahkan, Iker pun mendaftarkan namanya sebagai Calon Pengajar Muda dalam Angkatan XIV.

Ada beberapa tahapan proses yang harus ia lewati untuk menjadi Pengajar Muda. Tahap pertama yaitu Fase Rekrutmen dan Seleksi. Mulai mengisi aplikasi online berisi riwayat hidup dan essai. Tahap ini dijadikan acuan dasar pada proses awal seleksi. Dalam mengisi essainya, Iker berkali-kali memeriksa berkas-berkas yang akan dikirimkan, termasuk meminta pendapat dari beberapa orang teman untuk sebagai pertimbangan sebelum dikirim.

Berhasil ditahap pertama, membawanya mengikuti direct assesment, beberapa tes, termasuk wawancara, psikotes dan diskusi kelompok. Proses seleksi dilaksanakan di beberapa kota, seperti Jakarta, Yogyakarta, Surabaya dan Medan. Saat itu, Iker memilih untuk ikut seleksi di Kota Surabaya. Tahap ini pun berhasil ia lewati. Namanya masuk dalam candidat cadangan.

Calon Pengajar Muda terpilih dipanggil kembali untuk tes kesehatan. Tahap ini yang menurutnya cukup sulit dan sempat membuat Iker berpikir tidak akan lolos. Karena ia tahu, bahwa kondisi tubuhnya tidak terlalu fit.  Ada beberapa riwayat kesehatan yang dideritaya.

Bermodal ikhtiar dan berdoa, akhirnya diawal bulan Maret ia ditetapkan lolos mewati Medical Chek Up (MCU). Selanjutnya, di bulan April, para Calon Pengajar Muda akan menjalani fase pelatihan intensif selama enam minggu, sebelum akhirnya dilantik menjadi Pengajar Muda dan ditempatkan secara berkelompok ke berbagai pelosok selama satu tahun penuh.

Iker menyadari bahwa pilihannya ini bagi kebanyakan orang cukup menantang dan beresiko. Harus meninggalkan keluarga, ditempatkan dilokasi yang benar-benar terpencil, tanpa listrik, air, ataupun jaringan, selama satu tahun lamanya. Selain itu, disiplin ilmu yang diambil pun bukanlah berasal dari keguruan.

Namun, itu semua tidak menjadi masalah bagi Iker, karena ia sendiri juga pernah melewati kondisi seperti itu sebelumnya. Selain itu, aktif di komunitas sosial pun membuatnya menjadi sosok yang gemar untuk berbagi. Dan tekad untuk  melunasi janji kepada negara untuk menjadi pengabdi bangsa pun menjadi alasan utamanya begitu bersemangat mengikuti gerakan ini.

“Sebagai generasi muda, kita jangan hanya banyak menuntut, tapi kita juga harus punya sesuatu yang bisa diberikan untuk bangsa ini. Lihat, dengar, lalu berbagi. Jika kamu melihat dan mendengar ada adik-adik kita yang membutuhkan tenaga pengajar maka bantulah mereka. Jika kamu tidak punya cukup materi untuk membantu mereka, silahkan manfaatkan otakmu dengan mengajar. Jika kamu tidak bisa mengajar maka manfaatkanlah tenagamu dengan membantu mereka bermain dan tertawa bahagia. Berbagi tidak melulu berkaitan dengan materi dan ukuran yang besar. Berbagi juga tak perlu menunggu. Lihat, dengar, lalu berbagilah”, pesan Iker


Diterbitkan

dalam

oleh