Ini adalah lanjutan dari tulisan dibawah ini :
Mahasiswa Untad ini jadi Pembicara di Universitas Andalas Padang
Mereka yang sudah baca Tulisan diatas, mungkin Penasaran dengan kisah Mahasiswa yang jadi Pembicara Nasional di Universitas Andalas itu.
**
Seperti yang saya bilang ditulisan sebelumnya, rasanya saya teramat bangga dengan Prestasi Mahasiswa Untad kali ini. Berdiri di Forum Nasional, jadi Keynote Speaker, dan lahir sebagai Pemenang dalam Kompetisi Nasional dengan Nilai Tertinggi. Saya yakin tidak ada Mahasiswa yang bisa menolak rasa bangga dengan Prestasi seperti itu.
Mengingat janji sebelumnya.
Kali ini, saya akan sharing ke Teman-Teman tentang Kisah Mahasiswa Untad ini hingga bisa meraih prestasinya yang luar biasa itu.
Kita ulas satu per satu.
Siapa sebenarnya Mahasiswa yang capai Prestasi itu?
Suci Fitrah Syari namanya.
Mahasiswa Untad yang berhasil harumkan nama Untad di salah satu Forum Nasional.
Perempuan yang berusia 20 Tahun ini duduk di bangku perkuliahan Administrasi Publik Untad. Dengan usianya, akan banyak yang tidak mengira kalau ternyata Suci adalah Mahasiswa angkatan 2014, memang sangat terkesan Muda dibanding teman seangkatannya.
Sebagai salah satu Penerima Beasiswa Karya Salemba Empat, membuktikan bahwa Suci adalah satu dari sekian Mahasiswa yang memiliki prestasi baik dalam Akademik. Disela-sela Aktifitas Akademiknya, Suci juga sangat Produktif dalam Aktifitas Kegiatan Kemahasiswaan. Salah satunya sebagai pengurus di Paguyuban Beasiswanya.
Kita Lanjut.
Bagaimana Suci bisa sampai di Panggung Nasional sebagai Pembicara/Keynote Speaker?
Awalnya, Suci ditawari lomba oleh Koordinator Program Studinya. Ini poster kegiatannya.
Tanpa pikir panjang, Suci akhirnya membentuk Tim dengan Rekannnya Nurhidaya untuk mendaftar sebagai Peserta. Mereka langsung buat abstrak untuk dikirimkan. Beberapa hari kemudian, nampak balasan Email dari Panitia yang mengabarkan kalau Tim Suci berhasil lolos Abstrak dan mendapat undangan kegiatan tersebut, dan siaplah mereka untuk menyusun Full Paper untuk dipresentasikan di sana nanti.
Dalam penyusunan Full Paper, sempat muncul rasa pesimis ke Suci dan Nurhidaya. Karena mendekati hari keberangkatan, belum ada dana yang mencukupi akomodasi mereka untuk terbang ke Padang.
Namun, rasa pesimis itu berubah jadi semangat yang sangat menggebu-gebu. Suci mendapat kabar dari Panitia bahwa Paper mereka mendapat nilai tertinggi, dan sebagai Ketua Tim, Suci diminta agar bersedia menjadi Keynote Speaker dalam Acara seminar yang merupakan salah satu dari rangkaian kegiatan.
Dengan rasa nekatnya dan menganggap bahwa ini adalah kesempatan untuk mengharumkan nama kampus, Suci dan Nurhidaya akhirnya memilih jalan untuk meminjam dana ke teman agar bisa berangkat ke Padang. Suci mengaku, saat berangkat ke Padang, Suci hanya memiliki bekal Lima Puluh Ribu dan belum sama sekali terpikir cara mereka untuk Pulang nanti.
Sampai di Padang, Suci mengaku disambut dengan sangat baik oleh Panitia kegiatan. Hingga tiba saatnnya, 28 November, Suci hadir di Panggung Seminar Kegiatan tersebut sebagai Keynote Speaker/Pembicara dihadapan Mahasiswa yang berasal dari berbagai Perguruan Tinggi.
Setelah Agenda seminar, presentasi Full Paper mereka pun siap untuk dipresentasikan. Dengan Almamater biru, Suci dan Susan hadir sebagai Tim Pertama yang mempresentasikan Paper. Seingat Suci, saat itu ada 70 paper yang berhasil lolos seleksi dan hanya akan dipilih 20 paper terbaik pasca presentasi.
Pengumuman akhirnya pun tiba, 20 Paper terpilih diumumkan satu persatu. Saat itu, Suci dan Nurhidaya mulai khawatir, karena sampai urutan tiga terbaik di umumkan, nama Universitas Tadulako belum juga disebutkan. Bahkan Suci sempat berpresepsi sendiri, akan sangat malu kalau Untad tidak masuk dalam 20 terbaik.
Dan Akhirnya
Sampai Urutan Pertama, nama Universitas Tadulako disebutkan dengan sambutan tepuk tangan yang sangat meriah. Kampus asal Sulawesi ini akhirnya bisa menanamkan nama di Pulau Sumatera. Berangkatnya Suci dan Nurhidaya ternyata melahirkan prestasi yang sangat luar biasa. Selain terpilih menjadi Keynote Speaker, mereka juga meraih prestasi sebagai Pemenang Kompetisi Paper Nasional.
**
Kita Lanjut
Apa bentuk Apresiasi dari Kampus saat mendengar Prestasi yang mengharumkan nama Untad ini ?
Suci mengaku, sebelum keberangkatan untuk ikut kegiatan ini, Timnya sangat sulit mendapatkan dana dari Kampus, meskipun Tim Suci punya Undangan sebagai bukti keikutsertaan dalam kegiatan. Sebenarnya ada dana dari Fakultasnya yang siap membiayai keberangkatan, namun hanya mencukupi untuk keberangkatan satu orang saja, sementara Suci harus berangkat dengan Nurhidaya karena mereka satu Tim, akhirnya Suci bersikeras tidak menerima kalau yang didanai hanya satu orang. Beruntung mereka mendapat pinjaman dana untuk pergi, ditambah juga ada dari Bantuan dana Pribadi Koordinator Prodinya.
Memang di Kampus kita, hal seperti ini sering terjadi. Banyak yang siap ikut kegiatan dalam bentuk lomba dan kegiatan lainnya, namun sulit mendapatkan pembiayaan dari Kampus. Dan biasanya, Apresiasi dan rasa bangga muncul saat ada yang sudah dapat Juara, padahal seharusnya Kampus mendorong Mahasiswa untuk membiasakan diri dalam kegiatan-kegiatan seperti ini.
Hal tersebut pun terjadi pasa Suci dan Nurhidaya.
Awalnya, mereka kesulitan mendapatkan Full dana dari kampus, hingga harus pinjam dana dulu. Namun sepulangnya dari kegiatan dan mereka berhasil meraih prestasi, semua pembiayaan kebutuhan Akomodasi mereka akhirnya diganti dan dipenuhi semua oleh Pihak Fakultas.
Kita doakan bersama, semoga hal seperti ini tidak akan terjadi lagi.
Agar tidak ada lagi Mahasiswa yang ikut Lomba ditingkat Nasional tapi harus Pinjam Uang dulu.
Agar tidak ada lagi Mahasiswa yang ikut Lomba ditingkat Nasional tapi harus cari Donasi dari kenalan mereka dulu.
Apalagi kalau ada Mahasiswa yang ikut Lomba ditingkat Nasional tapi harus menggunakan uang Pribadi mereka.
Karena, saat mereka meraih prestasi, yang bangga adalah UNTAD sendiri.
**
Terakhir, ini Pesan dan Kesan langsung dari Suci untuk semua Mahasiswa Untad.
=> Kesan :
“Kami sama sekali gak mikirin kami akan pulang bagimana, kami akan makan apa, atau kami akan tinggal dimana nantinya. Tapi ternyata pertolongan Allah itu selalu ada. Kami dapat tempat tinggal, kami bahkan bisa jajan, kami bisa pulang, bahkan kami bisa membeli sedikit oleh oleh untuk Teman Teman. Kalau lihat dri awal, dana di dompet itu yang hanya 50 ribu, rasanya mustahil untuk bisa lakukan semua itu. But, ngga ada yg ngga mungkin di dunia ini jika kita sudah berdoa dan berusaha dengan maksimal, maka mukjizat it pasti datang” Suci Fitrah Syari.
=> Pesan :
Saya punya banyak mimpi. Saya adalah konseptor terbaik. Dan mimpi mimpiku, saya tempelkan di dinding kamar agar tak lupa. Salah satu mimpiku adalah bisa membanggakan almamater tercinta. Dan alhamdulillah mimpi itu terwujud.
Silahkan tulisakan mimpi mimpimu secara nyata ! Jangan ditulis hanya dalam ingatan saja, karena pasti kamu akan lupa! Dan jika saatnya telah tiba, akan sangat menyenangkan bisa mengkroscek mimpi itu satu per satu. Dan juga jangan pernah menyia nyiakan kesempatan, karena kesempatan tak akan datang dua kali. Suci Fitrah Syari.
**
AnakUntad.com adalah media warga. Setiap warga kampus Untad bebas menulis dan menerbitkan tulisannya. Tanggung jawab tulisan menjadi tanggung jawab penulisnya |
Tinggalkan Balasan