Akulah Rembulan (Puisi)

Waktunya aku menjadi rembulan

Saat harimu makin gelap

Rembulan hadir memberi semua cahayanya padamu

Berusaha tetap menyinarimu dengan segenap dayaku

Meskipun memang, remang

Hingga musuh rembulan datang

Suara ayam jantan melengking

Bagaikan genderang

Membangunkan yang benderang

Tiba masa mentari terbit

Kaupun bertemu mentari

Maka tiba waktunya rembulan dilupakan dan menarik diri

Kulihat dirimu sangat menawan dan gembira bersama mentari

Kaupun berharap tak ada lagi malam yang gelap.

Pesan untuk bumi (maupun penghuni) yang selesai membaca sajak tadi

“Jangan membuat bulanmu merasa sia-sia, mungkin matahari lebih sanggup menghidupimu. Namun saat kau gelap dan bersedih, menengoklah ke atas! Disana ada bulan yang selalu siap untuk meneduhkan. Karena jika kau mencoba menatap matahari, dia berada di ujung pandanganmu.”

 

AnakUntad.com adalah media warga. Setiap warga kampus Untad bebas menulis dan menerbitkan tulisannya. Tanggung jawab tulisan menjadi tanggung jawab penulisnya.


Diterbitkan

dalam

oleh

Tags:

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *