Silariang, Mengenalkan Budaya Lokal Bugis-Makassar Melalui Layar Lebar

“Yusuf  merupakan seorang jurnalis yang berasal dari keluarga berada. Yusuf menjalin cinta dengan Zulaikha yang merupakan wanita keturunan bangsawan di Makassar. Cinta mereka tidak direstui oleh ibunda Zulaikha dan keluarga mereka karena perbedaan kasta.  Hingga mereka berdua memutuskan untuk Silariang.”

Ditengah pesatnya perkembangan dunia perfilman Indonesia dengan berbagai Genre modern, salah satu rumah produksi asal Makassar Inipasti Communika yang bekerja sama dengan Indonesia Sinema Persada menghadirkan Film dengan budaya lokal makassar berjudul SILARIANG. Kisah cinta dua insan muda yang tak direstui merupakan kisah cinta yang timeless dan selalu relavan untuk dingkat menjadi tontonan yang menarik, terutama dikalangan anak muda. Begitulah film Silariang Cinta Yang (Tak) Direstui, hadir di perfilman tanah air membawa kisah percintaan yang melekat erat dengan budaya lokalnya. Film ini berusaha mengenalkan  budaya lokal Bugis-Makssar seperti adat Mapadeceng dan Mabbarata serta adat lainnya yang masih dipegang erat oleh masyarakat sana.

Senin, (15/1) Perss confrence sekaligus Meet and Greet Film Silariang dilaksanakan di Palu Grand Mall. Bisma Karisma yang berperan sebagai Yusuf mengutarakan, “Disini kita ingin mengangkat kisah yang identik dengan kota Makassar, juga adat makasar yang banyak anak muda belum tahu seperti apa adat yang ada disana, seperti adat . Film ini akan memberikan pengetahuan secara tidak langsung tentang adat-adat ini. Selebihnya film ini adalah drama pop tentang percintaan yang memiliki dua sudut pandang antar anak terhadap orang tua, dan orang tua pada anaknya”.

Film Silariang digarap sejak bulan Juli 2016, dengan proses syuting dan penggarapan selama 3 bulan didaerah Ramang-ramang, Sulawesi Selatan. Jadi bisa dibilang lama proses pembuatan film ini sekitar 1 tahun setengah. Banyak hal menarik yang terjadi selama proses pembuatan film, termasuk Bisma yang aslinya merupakan pemuda berdarah sunda yang terkenal kelembutannya di film ini harus bisa mendalami peran sebagai lelaki Makassar yang sudah mempunyai anak dan istri. “Yang pertama saya rasakan secara personal adalah bisa menjadi orang yang sabar karena orang Makassar biasanya dianggap marah-marah kalau bicara padahal enggak. Yang kedua telinga harus lebih jeli karena mereka cepat banget ngomongnya. Yang ketiga yang saya rasakan  paling penting adalah loyalitas orang Makassar pada kerabatnya apalagi pada sahabatnya sendiri mereka bahkan rela mati, lihat saja nanti di filmnya ada tentang ini”.

“Untuk masyarakat kota Palu yang memiliki kekerabatan dan ikatan emosional secara tidak langsung dengan kota Makassar, kami mengharapkan masyarakat kota Palu dapat mengapresiasi film ini dengam sebaik-baiknya” ujar Hurriah A Hasan selaku direktur utama Inipasti Communika saat Perss confrence berlangsung.

Sedangkan Bisma berharap dengan menonton film ini masyarakat dapat memetik pesan moral, baik dari sudut pandang orang tua maupun anak, “saya pribadi sebagai pemain, harapannya bukan hanya sekedar angka penonton yang booming. Tapi setelah menonton ini mereka punya kesan tersendiri, bahwa mungkin dari orang tua terhadap anak harus lebih care dan pengertian. Atau justru dari si anak, bisa merasakan ingin lebih dekat dengan orang tuanya. Dan untuk laki-laki yang belum nikah, ketika menjadi suami itulah proses kita bertanggung jawab menjadi laki-laki seutuhnya. Itulah yang saya rasakan saat memerankan yusuf meskipun sebenarnya saya belum menikah” jelas Bisma lebih lanjut.

Setelah selesai Perss confrence dilanjutkan dengan acara foto dan nonton bareng Pemeran film Silariang.

Nah, dari sinopsis singkat dan hasil Perss confrence film Silariang diatas bisa dipastikan film ini menjadi salah satu rekomendasi yang harus anak muda tonton terutama kamu yang ada dikota Palu. Penasarankan? Tenang saja, kamu bisa menyaksikan Film Silariang Cinta yang (Tak) Direstui pada tanggal 18 januari 2018 di Bioskop kesayanganmu. Jangan sampai kamu melewatkan film ini ya!!!

 

Baca juga :

 

AnakUntad.com adalah media warga. Setiap warga kampus Untad bebas menulis dan menerbitkan tulisannya. Tanggung jawab tulisan menjadi tanggung jawab penulisnya.

 


Diterbitkan

dalam

oleh

Tags:

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *