10 Hal yang Dialami Mahasiswa Tingkat Akhir, Mitos atau Fakta?

“Sepertinya baru kemarin deh ikut antrean panjang buat daftar masuk kuliah. Eh, sekarang nggak terasa sudah masuk semester akhir aja. Sudah masuk pada fase, dimana kamu disebut sebagai mahasiswa tingkat akhir. Benar-benar waktu cepat sekali berlalu”

Kalau baca kalimat diatas ada benar dan tidaknya juga. Ya benar, waktu memang cepat berlalu. Tapi rasanya tidak benar kalau dikatakan Nggak terasa loh ya.. Perjuangan selama 7 semester (bahkan lebih) masih tergambar jelas diingatan dan itu sangat berasa, percaya saja deh! Sebagai Mahasiswa tingkat akhir, pasti memiliki cerita sendiri di kampus. Segala seluk beluk terkait dunia perkuliahan sudah dijalani. Mulai dari serunya ormik, dosen killer, gebetan adik tingkat yang jadi rebutan banyak cowok, praktikum yang bikin capek fisik dan psikis, suka-duka Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan satu lagi yang pasti dialami adalah skripsi.

Nah, sebagai gambaran dari fase menjadi Mahasiswa Tingkat Akhir. Berikut penulis merangkum 10 Hal yang para mahasiswa tingkat akhir alami (sebagian juga curhatan dari penulis, hahaha). Yuk disimak Mitos atau Fakta ya?

 

1. Selalu Ditanya Kapan Wisuda?

Teman, tetangga, sahabat, bahkan mantan *eh*, suka mengeluarkan pertanyaan horor bagi mahasiswa tingkat akhir. Apalagi Orangtua di kampung halaman selalu memantau dari jauh. Kamu akan selalu ditanya kapan wisuda? Kamu hanya bisa menjawab seadanya saja. Boro-boro wisuda, judul tugas akhir atau skripsi saja belum selesai. Jangan galau dulu, derita ini bisa kamu jadikan motivasi agar cepat selesai tugas skripsi. Doa orangtua selalu menyertai setiap langkahmu.

Lalu setelah lulus dan wisuda, deretan pertanyaan horor lainnya bermunculan. Kapan Kerja? Kapan Nikah? kapan Punya momongan? dan terakhir Kapan Mati? Horor kan.

2. Baper Skripsi

Skripsi sudah kadung dicap sebagai suatu bentuk momok tersendiri bagi mahasiswa tahun akhir. Mulai dari mencari judul yang tepat untuk topik yang hendak diulas, menelusuri berbagai literatur untuk bahan dalam kajian pustaka, turun langsung ke lapangan demi mengumpulkan data, hingga akhirnya mempresentasikan sekaligus mempertahankan segala poin yang telah diramu selama ini di depan para dosen penguji.
Jatuh dan bangun dalam mengerjakan skripsi yang sepaket dengan waktu, energi, dana, emosi, dan banyak hal lainnya menjadi sesuatu yang tak dapat lepas dari sisi seorang mahasiswa tingkat akhir. Skripsi layaknya seorang musuh sekaligus sahabat, bahkan tak jarang dianggap sebagai suatu titik puncak dari dunia perkuliahan.

Ya Skripsi membuat mahasiswa tingkat akhir kebal dengan kata Revisi. Jatuh bangun, suka duka sangat terasa disaat-saat penyusunan Skripsi ini. Nggak percaya? Nanti juga kamu bakal rasakan sendiri.


Diterbitkan

dalam

oleh

Tags:

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *