Memaksimalkan SDA dan SDM Indonesia

“kenapa bisa yaa.. APBN negara yang sekian besarnya hingga mencapai ribuan triliun, tapi Negara ini masih tetap mempunyai hutang yang tidak terbayarkan bahkan bertambah akibat peminjaman yang tak henti-hentinya”. Kata salah seorang pelajar SMA.

Anggaran pendidikan untuk meningkatkan kualitas SDM dan memberikan kesempatan yang sama bagi semua anggota masyarakat untuk mendapatkan layanan pendidikan dengan biaya terjangkau. Anggaran pendidikan tahun 2007 adalah  Rp142,2 T sedangkan tahun 2013 ini menjadi Rp336,8 T.

Dalam anggaran pendidikan tersebut sudah termasuk biaya sekolah para anggota DPR untuk melanjutkan S3 nya di luar negeri sekaligus fasilitas-fasilitas hidup lainya hingga ia selesai. Saya punya inisiatif, bagaimana jika Anggaran pendidikan untuk para anggota DPR sekolah S3 diluar negeri dipakai untuk membiayai anak-anak jalanan yang ada di Negara sehingga kelak nantinya Negara ini mempunyai generasi-generasi yang cerdas dan ringan mengabdi kepada Negara, karena tindakan pemerintah yang peduli akan mereka. Karena dari tindakan tersebut dalam diri mereka akan tertanam pemikiran bahwa mereka berhutang budi kepada Negara terhadap apa yang diberikan negara.

Kemudian para anggota DPR maupun pegawai-pegawai negeri yang mempunyai pangkat tinggi di pusat maupun di daerah-daerah, cenderung memiliki mobil pribadi, sehingga menimbulkan dampak buruk lainnya. Coba perhatikan di kota-kota besar sudah banyak pegawai ataupun pengusaha yang mempunyai mobil pribadi sehingga jalanan padat dan menyebabkan kemacetan.

Nah, selanjutnya Contoh kasus lain dari sumber alam negara, pada menjelang lebaran kemarin Indonesia meng-Impor daging dari Negara lain, padahal Indonesia juga mempunyai peternakan daging sapi sendiri yang di kelola oleh peternak-peternak Indonesia yang kualitasnya tidak jauh beda dengan Negara lain. Kemudian pemerintah juga pernah meng-Impor garam dari luar negeri ke-Indonesia, padahal Indonesia mempunyai lautan luas penghasil kebutuahan manusia salah satunya garam, para pembuat garam di Indonesia kecewa akan tindakan pemerintah, sehingga seusai tindakan tersebut para distributor garam menghamburkan garam hasil panennya di  jalan-jalan yang ada di Kota Jakarta.

Jika ingin di pikir-pikir lagi mengenai masalah-masalah yang ada di Indonesia ada banyak sekali konflik yang tidak terselesaikan.

Dari hasil pengamatan saya, bahwa selama ini pemerintah kurang peka terhadap rakyatnya, hanya sedikit kepala-kapala institusi yang mengetahui kondisi rakyat di bawahnya.

Karena kepala/pemimpin pemerintah kebanyakan lebih mendahulukan prioritas daerah asalnya, misalnya seorang walikota Palu yang asalnya dari donggala, secara otomatis dia akan mengembangkan dearah tempat dia dibesarkan atau berkembang terlebih dahulu. Padahal daerah-daerah lain juga masih membutuhkan bantuan yang sama.

Dari masalah diatas inti dari konflik ini adalah para pemimpin kita yang belum professional,karena setiap kepala pemerintahan kota/daerah sekarang hanya memikirkan bagaimana cara agar kota/daerahnya berkembang maju daripada yang lain bukan berlomba-lomba dalam memakmurkan ataupun mensejahterakan rakyat.

Saya berharap, pemimpin kedepannya dapat saling bekerja sama, mempunyai kedekatan emosianal dan saling memberikan masukan terhadap masalah daerahnya masing-masing.

Dan Solusi yang bisa saya berikan terhadap permasalahan konkrit manusia dan alam ini adalah bahwa kita sebagai seorang insan manusia social hendaklah menumbuhkan suatu nilai kepekaan individu terhadap lingkungan dengan membiasakan diri untuk selalu berpikir positif dan bekerja keras membangun budaya cinta sesama. Jika pikiran dan tubuh selaras maka akan terbentuk suatu kepribadian yang SUPER.


Diterbitkan

dalam

oleh

Tags:

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *