Sebuah Kritisi Terhadap Pelayanan Perpustakaan Kampus

Perpustakaan Universitas Tadulako

Perpustakaan bukan hanya sangat diperlukan oleh mahasiswa, melainkan fasilitas wajib yang harus ada. Namun  begitu, ada lebih banyak mahasiswa lainnya yang sama sekali tidak tertarik dengan perpustakaan, bahkan mereka tidak pernah sama sekali menginjakkan kakinya ke sana. Kegemaran membaca merupakan hal yang harus terus didukung oleh berbagai pihak dari berbagai kalangan.

Setelah diketahui dengan sangat jelas bahwa minat membaca kaum muda sangat kurang di kampus, bahkan di seluruh pelosok indonesia walaupun pemerintah telah gencar berpromosi, dan tak henti-hentinya mendorong mereka agar tercebur dalam kolam asiknya membaca. Bukan hal yang berlebihan untuk menganak emaskan sekelompok kecil kaum muda yang memiliki kegemaran membaca ini.

Universitas Tadulako, memiliki berbagai perpustakaan mini di setiap fakultas masing-masing, namun begitu buku-buku yang disediakan kurang lengkap dan memadai, adalah perpustakaan universitas sebagai tempat pencarian berbagai referensi untuk memenuhi berbagai tugas mahasiswa dari berbagai jurusan.

Perpustakaan universitas yang ada di Universitas Tadulako, memiliki buku-buku referensi yang dapat dikatakan lengkap. Fasilitas wireless sangat membantu effectivitas pencarian tugas mahasiswa. Para staff perpustakaan cukup ramah dan cepat tanggap. Namun begitu, waktu pengoprasian perpustakaan menjadi salah satu masalah yang mengganggu fungsional  perpustakan ini.

Universitas Tadulako merupakan universitas yang luas. Untuk dapat beraktivitas dengan bebas di dalamnya, mahasiswa memerlukan kendaraan sendiri, karena antara gedung satu dan yang lainnya memiliki jarak yang lumayan jauh. Jarak tersebut, merupakan salah satu alasan yang diduga menyebabkan mahasiswa jarang mengunjungi perpustakaan, terlebih hanya untuk sekedar membaca. Alhasil hanya sebagian kecil kelompok mahasiswa, yang benar-benar ‘butuh’ informasi dan yang benar-benar ‘rajin’ lah yang menjadi pengunjung perpustakaan ini.

Situasi ini diperburuk dengan terbatasnya waktu layanan peminjaman buku. Dimana adanya waktu istirahat staf perpustakaan, khususnya bagian layanan peminjaman buku, yang bertepatan dengan waktu istirahat mahasiswa setelah mengikuti kuliah. Dalam sehari, sebagian besar mahasiswa memiliki waktu kuliah pukul 08.00-09.40 pagi, dilanjutkan dengan matakuliah kedua pukul 10.00-11.40 menjelang siang. Perkuliahan dihentikan saat waktu istirahat, sholat dan makan. Kemudian dilanjutkan jam 1.20-15.00 sore. Akan baik jika waktu perkuliahan berakhir tepat pada waktunya, sehingga mahasiswa memiliki 20 menit untuk ‘buru-buru’ pergi ke perpustakaan universitas, ‘buru-buru’ mencari buku yang dibutuhkan, dan ‘berlari’ ke meja layanan peminjaman sebelum waktu istirahat staf jam 12.00 siang tiba. Dalam waktu 20 menit tersebut, mahasiswa harus segera keluar kelas, berjalan menuju tempat parkir kendaraan, menuju gedung perpustakaan universitas, memarkir kendaraan, menaruh tas di loker perpustakaan, berjalan melintasi ruangan menuju rak buku, mencari buku yang dibutuhkan, dan berlari ke meja staf layanan peminjaman. Untuk melakukan semua itu, dibutuhkan mahasiswa yang benar-benar gigih.

Mahasiswa yang tidak sempat meminjam bisa saja kembali setelah waktu istirahat usai, yaitu jam 1.00 siang. Tapi dapat dipastikan 95 dari 100 mahasiswa telah ‘malas’ untuk kembali. Mahasiswa akan lebih memprioritaskan kuliahnya yang akan dimulai 20 menit lagi. Sedangkan untuk kembali ke perpustakanaan setelah kuliah ketiga usai, yaitu jam 15.00 adalah hal yang tidak mungkin, karena perpustakaan telah ditutup.

Mau tidak mau, mahasiswa akan mencari hari lain, dimana hanya mengikuti satu atau dua mata kuliah saja. Demi menunggu hari itu, batas pengumpulan tugas akan semakin singkat, dan tugas mata kuliah lain menumpuk. Akhirnya mahasiswa lebih memilih cara singkat, yaitu dengan hanya menyalin tugas teman lainnya.

Istirahat terpanjang perpustakaan adalah pada hari Jum’at. Bukan hanya mem-pause layanan peminjaman buku, perpustakaan bahkan menghentikan kunjungan perpustakaan. Mahasiswa tidak diijinkan masuk dan membaca di dalam perpustakaan tersebut sebelum jam istirahat usai, walaupun ada beberapa staf yang duduk mengobrol dan memakan makanan siangnya di dalam. Alasan staf perpustakaan saat ditanya adalah karena hari Jum’at.

Hal ini memperburuk keinginan mahasiswa untuk aktif mengerjakan tugas mereka dan mengecewaan bahkan dapat memadamkan minat ‘langka’ kaum muda, yaitu minat mendatangi perpustakaan dan membaca.

Demi kenyamanan mahasiswa  untuk berkarya, dan memajukan Universitas Tadulako menjadi perguruan tinggi yang lebih baik. Kiranya ketidak nyamanan ini mendapatkan perhatian dari pihak perpustakaan,  untuk kemudian ditindak lanjuti. Adapun usulan yang ditekankan, yaitu agar ‘fasilitas pokok’ ini dapat beroprasi penuh pada hari Senin-Jum’at selama jam kuliah maupun istirahat. Staff perpustakaan dapat bergantian untuk berjaga di waktu jam istirahat.


Diterbitkan

dalam

oleh

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *