Menyesal Berlama-lama di Kampus, Berharap Diberi Kesempatan

Beberapa hari terakhir apabila anda jalan-jalan ke pengajaran Fakultas Kehutanan, Universitas Tadulako (Untad) rasa-rasanya ada yang berbeda dari biasanya. Ketika mahasiswa angkatan lama, khususnya angkatan (2010) kembali “bergerilya” fokus mengurusi semua syarat penyelesaian studi dalam semester berjalanan agar tidak mendapat surat cinta alias surat Drop Out (DO). Dan saya pikir di fakultas lain atau di perguruan tinggi yang lain juga sama. Apa yang dilakukan para mahasiswa itu?

Siang itu, hampir di setiap sudut-sudut sisi ruangan yang ada dipengajaran Fakultas Kehutanan Untad, nampak jelas dengan posisi yang tidak beraturan terdapat para mahasiswa angkatan 2010, dengan wajah bercampur penyesalan kembali hadir di kampus mempertanyakan status apakah masih memiliki harapan untuk meraih gelar Strata Satu (S1) ataukah akan di DO.

Baginya menjadi seorang mahasiswa setelah terdaftar secara resmi di Perguruan Tinggi Nasional (PTN) maupun di kampus swasta merupakan suatu kebanggaan tersendiri ketika sudah benar-benar berstatus sebagai pelajar/mahasiswa.

Tapi apalah daya jika harus mendapat surat DO dari kampus karena alasan tidak mampu menyelesaikan akreditasi yang ditetapkan di perguruan tinggi itu sendiri. Tentunya ini bagaikan mimpi buruk di siang bolong karena terancam akan kehilangan masa depan. Hal ini yang dirasakan para mahasiswa khususnya mereka yang sudah mendekati masa waktu tujuh tahun kuliah.

“Saya menyesal selama ini sudah sempat mengabaikan urusan kuliah di kampus,” ucap mahasiswa dengan nada suara yang kurang keras.

Arsyad Ibrahim, namanya. Dia adalah pelajar asal Kabupaten Mamuju Utara, Provinsi Sulawesi Barat.

“Nanti sekarang ini, saya baru sadar semoga adik-adik kita tidak ada yang seperti kita yang sengaja berlama-lama di kampus,” begitu kata Arsyad, memperingati adik-adik mahasiswa yang lain.

Dikatakannya bahwa selama ini, sama sekali tidak memiliki niat untuk berlama-lama di kampus. Namun kondisilah yang harus membuat hal ini terjadi.

“Selama saya kuliah sejak 2010, saya juga bertani membatu orang tua di kampung. Jadi waktuku habis disitu,” akunya mengenang.

Terlepas semua itu, secara pribadi Arsyad Ibrahim, masih memiliki optisme yang tinggi masih akan bisa meraih titel gelar S1 tahun ini.

“Saya masih bersyukur karena semua dosen-dosen di Fakultas Kehutanan masih melayani kami dan memberikan kami perhatian,” tandasnya.

Apa yang dikatakan oleh Arsyad Ibrahim ini, benar adanya. Karena beberapa waktu terakhir, dosen di Fakultas Kehutanan Untad sering sekali melaksanakan rapat khusus membicarakan mahasiswa yang akan di DO bulan ini.

Kabarnya secara keseluruhan di Untad, menjelang pergantian tahun ajaran baru 2017-2018, melalui sistem Administrasi Akademik (Siakad) Untad, terdapat 2.583 mahasiswa yang belum merampungkan studinya, dari total 6.514 mahasiswa angkatan 2010.

Seperti yang disampaikan oleh Rektor Untad, Prof Dr Ir H Muhammad Basir Cyio SE MS, melalui tulisannya “Mengetuk Hati Anak-anakku Angkatan 2010” dua bulan lalu, faktanya dari 2.583 mahasiswa ini, ada sekitar 1.770 mahasiswa yang sudah tidak terdaftar pada semester akhir 2016-2017. Artinya bahwa hanya 813 mahasiswa angkatan 2010, yang terdaftar sebagai mahasiswa aktif semester berjalan dan masih memiliki peluang meraih gelar di program studi masing-masing.

“Rektor dan dosen-dosen kita di Kehutanan tidak ingin kita di DO cuma kita saja mahasiswa yang lambat sadar,” kata mahasiswa yang lain bernama Riyo Irham.

Sama dengan Arsyad Ibrahim, mahasiswa asal Ternate Maluku itu juga dalam proses penyelesaian studi dan tinggal menunggu ujian skripsi karena mata kuliah sudah rampung.

“Kita kuliah ini memiliki banyak kendala, mungkin seperti anda yang kerja dan saya juga yang kerja karena jauh dari kampung. Itu juga kendala kenapa kita lambat selesai,” katanya bercerita.

Beta, begitu nama panggilan yang akrab terdengar ketika di kampus, menyadari betul bahwa dalam beberapa hari kedepan ia akan di DO dari kampus jika tidak mampu menyelesaikan apa yang sudah disyaratkan.

“Saya anggap ini bom waktu, tinggal menunggu apakah kita keluar secara terhormat atau akan dikeluarkan dengan status DO,” jelasnya.

Apa yang disampaikan oleh mahasiswa dengan rambut keriting ini, benar adanya. Pasalnya sejumlah mahasiswa angkatan 2010 di masing-masing prodi di Untad, terhitung tanggal 1 Juli 2017, secara otomatis akan keluar dari sistem mahasiswa aktif Universitas Tadulako.

“Sekarang sudah tanggal 4 Juni, berarti kita masih ada waktu 26 hari lagi di kampus. Waktu yang sangat pendek, tapi semoga saya tidak ikut di DO. Saya berharap ada kesempatan mendapat gelar di bumi tadulako ini,” ucapnya.

Sementara Kepala BAK Untad Dr Rudy Gosal MSi, mengatakan jumlah mahasiswa yang di DO sudah mulai berkurang setelah wisuda terakhir beberapa waktu lalu.

Katanya bahwa, DO diatur oleh sistem yang terhubung di link Siakad Untad dan Dikti. ” Saya berharap mahasiswa yang masih memiliki harapan lulus dari kampus agar meluangkan waktunya kembali ke kampus untuk menyelesaikan semua studinya,” imbuhnya.

Ditulis oleh : EGI SUGIANTO


Diterbitkan

dalam

oleh

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *