Festival Hutan Terakhir, Masihkah Kita Memilih Hanya Untuk Diam?

‌Palu 30 Oktober 2017, telah terselenggara Festival Hutan Terakhir yang baru pertama kali dilaksanakan di Sulawesi Tengah oleh Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) yang sudah 36 tahun mendampingi masyarakat terkait lingkungan. Ternyata Festival ini diberi nama Festival Hutan Terakhir, di karenakan Walhi Sulteng bermaksud untuk terus mengingatkan kita semua akan ancaman kedepan jika hanya tersisa hutan terakhir di muka bumi. Dan apalagi jika itu diakibatkan oleh hal sepele, hanya karena kita tidak memanfaatkan kekayaan alam dan anugerah yang ada saat ini dengan bijak dan sesuai kebutuhan manusia. Saat ini pemerintah terus memberikan izin kepada investor dengan alibi kesejahteraan yang sampai sekarang belum dirasakan seluruh rakyat di Indonesia, Belum lagi ulah pemodal/pengembang yang sibuk mengumpulkan provit sebanyak-banyaknya tanpa memikirkan keberlanjutan alam dan kehidupan manusia lain, ujar Fredi Onora Kepala Departemen Penguatan Organisasi dan Pengembangan Program.

Festival Hutan Terakhir ini juga bekerja sama dengan Sanggar Seni Artaleka beserta pemuda dan mahasiswa Untad. Samad selaku ketua panitia dalam kegiatan ini mengatakan bahwa “Festival ini juga di meriahkan oleh Sanggar Seni yang ada di Universitas Tadulako beserta beberapa band yang ada di kota Palu” Bagi Samad untuk mengkampanyekan sesuatu yang paling afektif ialah lewat seni .

Di kegiatan festival Hutan Terakhir ini juga banyak keterlibatan komunitas dan berbagai LSM diantaranya Karsa Institute, Sikola Mombine Institute, Penggerak Muda, Earth Hour Palu, Mosikola, Palu Youth Forum, ASB dll. Harapan panitia dari kegiatan tersebut adalah festival ini tidak hanya berakhir sampai disini melainkan masyarakat sekitar sadar untuk terus menjaga sumber daya alam kita dan insyaAllah di tahun depan akan ada lagi Festival Hutan Terakhir seperti ini.


Diterbitkan

dalam

oleh

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *