Begini Rasanya Jadi Mahasiswa Jurusan Agroteknologi

Jurusan Agroteknologi, acap kali di kenal orang sebagai jurusan para petani, well gak ada salahnya juga sih. Toh memang itu tujuan utama kami, untuk mengembangkan sektor pertanian.

Tapi kadang kesel juga sih kalo di bilang kayak gini

“Kamu mau jadi apa di Agrotek? Cuman bisa jadi petani?”

“Alah jurusan Agroteknologi doang, gampang itu mah”

“cuman belajar nanam tanaman doang, aku juga bisa”

Nah ini nih, kalimat “i have trough a lot more than you, jurusan gue lebih susah” yang lebih ngeselin, padahal semua jurusan punya tingkat kesulitannya masing-masing. Siapa bilang jurusan Agroteknologi cuman sekadar tanam menanam  doang? Nah that’s why i write this article, biar kalian bisa merasakan bagaimana sih rasanya jadi anak Pertanian? Cus mariiii

  1. Pemilihan Kelas

Nah kita mulai dari pemilihan kelas pada saat pengurusan KRS dulu ya. Dibandingkan sebagian jurusan, jurusan Agroteknologi mengharuskan kamu memilih kelas, dimana setiap mata kuliah kamu akan memiliki kelas yang berbeda. Hanya pada saat semester 1 kamu memiliki kelas tetap, di semester-semester berikutnya jika kamu memiliki 6 mata kuliah, berarti kelas kamu juga akan ada enam.

Bayangkan banyaknya grup WA yang kamu punya. Lalu, kamu juga tidak bisa menghafal seluruh teman kelasmu setiap mata kuliah. Bagaimana bisa? Satu kelas biasanya berisi 40-50 orang, dan hanya bertemu satu kali satu minggu. Sulit teman

“Eh tugas Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman apaan sih?”

“Loh Rum, kita kan gak sekelas. Cuman di Genetika doang”

“lah iya?”

Nah dialog seperti di atas sering kali terjadi. Gimana? Baru masalah kelas aja udah ribet kan

  1. Mata Kuliah

Mungkin di jurusan lain, kalian memiliki 8 atau 10 mata kuliah tiap semester nya. Nah, jurusan Agroteknologi hanya memiliki 6 sampai 7 mata kuliah per semester. Namun jangan salah, sks nya itu loh bukan main. Ada yang sampai 6 sks, dimana itu berarti 4 jam teori dan 2 jam praktikum. Kebayang gak sih, dari jam 07.30 sampai jam 11.30 kalian belajar mata kuliah yang sama? Kalo diandaikan, itu sama aja kamu dari Palu ke Poso dengan kecepatan 60 km/jam. Asli kadang fokusnya cuman nyampe jam 9.

  1. Praktikum

Yes, seperti poin di atas tadi, kami memiliki praktikum. Bahkan semua mata kuliah kami mulai dari semester 3, semuanya ada praktikum, baik di Laboratorium maupun di Lahan pertanian (Itulah mengapa semester 3 di jurusan Agroteknologi dinamakan semester neraka). Nah praktikumnya kayak gimana sih? Contoh untuk mengamati anatomi tanaman, kita diharuskan membawa tanaman seperti jagung untuk di amati di bawah mikroskop. Bayangkan, nyari pohon Jagung susah-susah, yang dipake cuman sedikit banget, diiris kecil banget akarnya, batangnya, daunnya, haduh kayak nyesek banget udah nyari jauh-jauh dipakenya sedikit doang. Terus di buang kan ya, eh tau-taunya minggu depan disuruh bawa lagi dong, ya salam.

Nah kami juga punya praktikum lapangan, misal saat semester satu, kami punya kebun praktikum, disana kita punya bedengan atau lahan praktikum per kelompok. Misal kelompokmu nanam Jagung, nah itu diatur tuh jarak tanamanya, memakai pupuk apa saja, berapa takarannya, kapan aja disiramnya. Nah kalo misal gak numbuh? Ya auto menanam dari awal ulang, kalo gak? Sampai ketemu di nilai E. Ada juga Praktikum lahan yang mengharuskan kita mengidentifikasi hama dan penyakit tanaman, pengambilan sampel tanah, wawancara dengan petani, dan lainnya.

  1. Bidang Kajian Utama

Apa sih Bidang Kajian Utama atau BKU itu? Nah berdasarkan kurikulum baru, pemilihan BKU sudah bisa dilakukan saat memasuki semester 4. Bidang kajian utama itu sendiri merupakan bidang yang ingin kalian pelajari atau memperdalam pengetahuan kalian mengenai bidang itu, yang akan menjadi dasar untuk tugas akhir kalian nanti. Di jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako, terdapat 5 BKU yang bisa kalian pilih. Ada Sumber Daya Lahan, Agronomi, Hortikultura, Proteksi Tanaman dan  Teknologi Hasil Pertanian.

Sumber Daya Lahan atau disingkat dengan SDL, erat kaitannya dengan tanah. BKU ini mempelajari tentang struktur tanah, tekstur tanah, sifat kimia tanah dan bagaimana cara merubah tanah yang tandus menjadi kaya akan unsur hara. Agronomi, bidang kajian utama ini mempelajari hal-hal dasar dalam pertanian, terutama mengenai benih. Ditekankan bahwa benih menjadi dasar penting sebuah tanaman memiliki hasil produktivitas yang tinggi.

Hortikultura, mempelajari lebih dalam mengenai tanaman buah, sayuran, perkebunan, pangan, rempah-rempah. Proteksi tanaman mempelajari tentang penanganan hama, gulma dan penyakit yang terdapat pada tanaman, tanpa harus membasmi dengan menggunakan bahan-bahan kimia. Sedangkan Teknologi Hasil Pertanian lebih mempelajari mengenai pengolahan hasil pertanian menjadi aneka konsumsi atau produk yang bisa di pasarkan.

Nah begitulah kiranya jika kalian ingin merasakan bagaimana menjadi mahasiswa jurusan Agroteknologi. Menurut kalian bagaimana?

 

AnakUntad.com adalah media warga. Setiap warga kampus Untad bebas menulis dan menerbitkan tulisannya. Tanggung jawab tulisan menjadi tanggung jawab penulisnya


Diterbitkan

dalam

oleh

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *