JANGAN SAMPAI SALAH, Inilah mitos dan fakta kampung Inggris yang harus kamu ketahui!

Kampung Inggris, Pare jadi tempat orang-orang yang pengen belajar Bahasa Inggris berkumpul. Itu alasan dominan kenapa orang ke Kampung Inggris. Tapi ada juga alasan unik lainnya loh. Misal, hanya buat ngisi waktu liburan sekolah atau kuliah. Ada juga yang buat pelarian semata, karena bosan ditanya kapan kerja, nikah dan kapan-kapan yang lainnya. Lebih anti mindstream lagi, karena menurutnya Pare punya hal magis yang buat orang-orang pernah datang akan kembali lagi. Nah, kok horror yak. Ada juga nih yang bilang kalau Jalan Brawijaya yang merupakan nama salah satu jalan di Kampung Inggris, Pare menjadi saksi bisu putusnya hubungan para muda-mudi. Wah, kok bisa sih? Tapi, tunggu…tunggu… apa itu benar? Atau hanya mitos belaka? Hmmm daripada suasannya makin horror gini, kuy kita cek mitos dan fakta seputar Kampung Inggris Pare, check this out…

  1. Semua Orang Pakai Bahasa Inggris

Saya dan orang-orang yang belum pernah ke Kampung Inggris mungkin pernah merasa ketakutan untuk datang ke tempat ini. Kenapa? Lidah Nasionalis kami yang belum tersentuh dengan aksen Amerika ataupun British membuat kami takut jikalau sampai disana akan hidup kesulitan. Tak bisa makan, minum ataupun membeli hal lainnya, karena tidak bisa berkomunikasi menggunakan Bahasa Inggris dengan para penduduk disana.

Dan ketika saya memberanikan diri untuk pergi, menginjakkan kaki saya pertama kali di kampung ini, lalu apa yang terjadi? Tentu saja pikiran saya salah besar seperti halnya kamu yang dulu pernah berpikiran seperti ini sebelum datang ke Pare. Ya, itu hanya MITOS belaka. Tidak semua orang menggunakan Bahasa inggris. Warung, kios, ontel sepeda, supermarket, mas batagor, mas bihun gulung, mas siomay masih pakai Bahasa ibu pertiwi kok. Bahkan, ketika saya ke warteg, saya malah di suguhi pertanyaan yang justru lebih asing dari Bahasa inggris, “Arep mangan opo? Di gowo muleh opo maem rene?” Sangat asing untuk saya yang berasal dari Sulawesi.

  1. Harga Makanannya Super Murah

Percaya tidak kamu bisa kenyang hanya dengan uang 3 atau 5 ribu rupiah? Awalnya, saya tidak percaya dengan kata teman saya yang mengatakan dengan uang segitu kamu udah bisa makan mie instan nasi dan lauk. Tapi ternyata itu FAKTA.

Saya sebagai orang Sulawesi kaget bukan kepalang ketika tahu nasi plus sayur plus balado terong plos perkedel dua biji plus sambal plus sterofoam putih untuk nasi kotak itu totalnya cuman 5 ribu rupiah. Demi apaaaaa? Di Sulawesi itu, nasi tahu tempe pake bungkusan coklat aja 12k. Artinya, saya bisa makan dua kali sehari dengan lauk paket komplit di tambah cemilan ice cream aice rasa vanilla di Kampung Inggris dengan uang 12k. Super murahhhhh bangetkannnn. Jadi, kalau untuk masalah makan, tenang aja, kamu akan aman disini dengan budget seadanya.

  1. Wajib Diare

“Kamu belum bisa dikatakan pernah ke Pare, kalau belum diare” kata Tutor di Lembaga E

“Saya di Pare sudah 2 tahun. Pertama kali sampai Pare, saya diare selama 2 minggu,” kata Tutor di Lembaga G.

Apakah “Diare” itu semacam bentuk karangan bunga penyambutan untuk mereka yang baru datang ke Pare? Jawaban dari mayoritas orang yang saya temui dan survey kecil-kecilan yang saya lakukan di media sosial mengatakan, bahwa benar mereka Diare ketika pertama kali ke Pare. Alasannya di dominasi oleh rasa yang pernah ada tidak biasanya di makan oleh para pendatang, sehingga membuat perut terasa mules dan akhirnya jadi diare. Rata-rata orang merasakannya di hari-hari awal, karena belum menjelajah rumah makan lainnya. Kalau kita rajin menjajal, akan ada RM atau warung dengan rasa ala rumahan yang sesui dengan lidah banyak orang. Terus, gimana dengan mereka yang sudah ke Pare dan gak pernah diare? Hmmmm…anda termasuk mahluk spesial dengan kemampuan lebih.

  1. Pare Itu Jahat

Pernah dengar ungkapan Pare itu Jahat. Lah kok jahat? Ngapain orang berjubel kesana kalau jahat yak. Jadi gini gengss, konon katanya, Pare atau lebih tepatnya Kampung Inggris banyak mempertemukan orang dari berbagai daerah yang awalnya gak saling kenal dan jaim, lalu lambat laun mereka mulai saling kenal, buat grup kelas, saling hafal nama, saling pinjem catatan, belajar bareng, ujian bareng, remedi bareng, liburan bareng, ketawa barang, sampai klimaks nya mereka lagi saling seneng-senengnya, ternyata mereka harus dipisahkan dengan satu alasan. Yaitu waktu. Waktu ini biasanya datang setiap tanggal 10 atau 25 di tiap bulannya.

Nah jadi, makna dari “Pare Itu Jahat” sebenarnya adalah karena Pare merupakan tempat kita bertemu pertama kali, namun justru di Pare juga kita akan berpisah.  Untuk apa dipertemukan kalau akhirnya kita akan dipisahkan coba. Kan jahat banget. Kurang lebih seperti itu sih maknanya. Berasa ada manis-manisnya gitu yah haha. Jadi, menurutmu Pare Itu Jahat tak? Silahkan dijawab sendiri yah hehe

  1. Ketemu Teman Sepejuangan dan Seperhatian

Orang-orang dari berbagai daerah, suku dan agama di Nusantara bisa kita temukan di Kampung Inggris. Alasan umumnya, karena ingin belajar. Ada yang ingin belajar speaking, pronouncetion, grammar, bimbel SBMPTN, STAN, hingga untuk capai score TOEFL atau IELTS menuju kampus impian dalam dan luar negeri. Maka tak heran, kita bisa bertemu dengan teman-teman seperjuangan yang punya impian yang sama dengan kita.

Selain itu, usut punya usut, ternyata selain teman seperjuangan, jika beruntung kamu akan ketemu dengan dia yang seperhatian denganmu. Makanya ada istilah viral yang terkenal di Pare “Cintaku Kandas di Brawijaya.” Lah…lah…lah belum mulai udah kandas aja haha.

Nah jadi, Brawijaya itu adalah jalan di Kampung Inggris, Pare yang biasanya jadi tempat kumpul muda-mudi, karena lokasinya yang cukup strategis dengan berbagai jajanan murah meriah. Di jalan ini lah banyak kenangan tercipta. Pertemuan dan perpisahan. Si Adek yang harus balik untuk lanjut kuliah, dan si Abang yang tetap bertahan di tempat kursusan guna memperlancar speaking sebagai syarat interview kerja perusahaan. Jadilah “Cinta Mereka Kandas di Brawijaya.” Tapi jangan salah, ada juga loh yang berhasil melewati Brawijaya hingga nikah dan punya keluarga bahagia.

  1. Punya Magnet

“Pare itu punya magnet yang bisa menarik mereka yang pernah datang untuk kembali,” kata Tutor E saat Techanical Meeting.

Saya pernah mendengar kalimat itu setahun lalu. Jelas saja saya tidak percaya. Justru dulu saya ingat benar dengan pertanyaan teman saya, “Kamu punya rencana untuk ke Pare lagi?” dengan lantang saya menjawab, “Tidak.” Dan satu tahun kemudian, malah saya ada di tempat ini. Teman kampus, teman kamar, teman baru yang saya temui di Pare pun demikian. Mereka kembali datang setelah berbulan hingga bertahun-tahun lamanya. Lambat laun saya mulai percaya, bahwa Pare memiliki Magnet memang bukan mitos belaka. Gak percaya? Buktikan aja sendiri.

  1. Hanya belajar Bahasa inggris

Hey…hey… tayo jangan salah. Meskipun namanya Kampung Inggris, tapi tempat atau lembaga kursus disana tidak hanya membuka program belajar Bahasa Inggris saja loh. Ada ratusan lembaga kursus disana dengan berbagai program bahasanya. Seperti kursus Bahasa Arab, Jerman, Mandarin, Jepang, Korea dan lain-lain. Jadi, Kampung Inggris hanya belajar Bahasa Ingris itu hanya Mitos aja.

Nah, itu dia beberapa mitos dan fakta seputar Kampung Inggris, Pare. Semoga bisa menjadi pencerahan dan tentunya bermanfaat yak. Oh ia, kalau kamu punya rencana ke Pare, jangan lupa, selain butuh niat dan semanga belajar, ongkos tiket pesawat dan travel, kamu juga kudu siapin hatimu untuk lebih strong mengenal lalu melepaskan. Hhuhuhuyyyyy.


Diterbitkan

dalam

oleh

Tags:

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *