Membulatkan Niat Sebelum Melamar Beasiswa LPDP

Akhirnyaaa.. pasti pemburu beasiswa LPDP sangat tidak sabar menanti tanggal 10 Mei. Yup.10 Mei 2019, adalah hari pembukaan pendaftaran beasiswa LPDP. Pastikan dirimu ambil bagian dalam pendaftaran beasiswa kece ini. Nah, untuk kamu yang mau seputar beasiswa LPDP, berikut ini ada salah satu Awardee LPDP yang akan sharing dengan kalian semua tentang pengalaman-pengalaman dalam proses pendaftaran beasiswa LPDP. Skuy di simak! ;))

Berbagi Pengalaman Melewati Seleksi Wawancara LPDP

Hello, saya Inayattulloh, biasa dipanggil Inay. Awardee beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Batch-4 2016 untuk master degree di jurusan Strategic Management of Projects, University College London, United Kingdom.

Tulisan ini dibuat murni berdasarkan pengalaman pribadi yang didukung beberapa hasil riset pribadi dan berbagai diskusi dengan beberapa sumber yang dipercaya penulis, khususnya yang sudah resmi lolos dan mendapat titel awardee LPDP untuk kampus-kampus di dalam dan luar negeri. Riset-riset tersebut dilakukan penulis mengingat penulis pernah mengalami kegagalan dalam seleksi LPDP di kesempatan pertama (Batch-2, February 2016), akan tetapi lolos di percobaan seleksi untuk terakhir kali (Batch-4, November 2016).

Segala tindakan pembaca yang diambil yang merujuk kepada tulisan ini merupakan hak dan kebijakan masing-masing pembaca, bukan menjadi tanggung jawab penulis. Akan tetapi, untuk meyakinkan dan double cross-check, penulis menyarankan pembaca untuk juga melakukan riset sendiri dengan memilih cara dan sumber yang dipercaya oleh masing-masing individu pembaca.

 

Membulatkan Niat dan Tekad Sebelum Melamar Beasiswa LPDP

Selain tentu dengan telah mendapatkan restu dari orang-orang terdekat kita (keluarga, pasangan, dll), dan setelah mengalami kegagalan di percobaan pertama (Batch-2, February 2016), Saya melakukan introspeksi dan berargumen bahwa kegagalan Saya dalam melewati seleksi tes LPDP yang pertama kali salah satunya adalah bermuara pada “pondasi” saya yang berupa niat dan tekad yang saya nilai masih belum solid bahkan sebelum mengikuti berbagai rangkaian tahap persiapan hingga seleksi.

Secara pribadi, Saya menyimpulkan bahwa selain adanya tuntutan kemampuan soft skill dan hard skill yang seharusnya sudah dipersiapkan jauh sebelum mengikuti proses seleksi, solidnya niat dan tekad untuk melanjutkan pendidikan adalah amunisi yang luar biasa sangat berpengaruh dalam menentukan kelancaran dan kemantapan dalam mengikuti rangkaian seleksi. Hal ini terbukti dengan kurang baiknya jawaban-jawaban yang Saya lontarkan, khususnya saat melalui seleksi wawancara di kesempatan pertama (Batch-2, February 2016).

Segera setelah mendapatkan pengumuman bahwa Saya tidak lolos di percobaan pertama tersebut, Saya mencoba memperbaiki kesalahan-kesalahan yang telah saya prediksi sebelumnya. Selanjutnya, untuk membantu Saya mengarahkan niat dan tekad sebelum mengikuti seleksi LPDP di kesempatan terakhir, Saya membuat daftar pertanyaan yang saya bagi menjadi beberapa bagian penting sebagaimana tertulis dibawah yang harus mampu Saya jawab sendiri dalam bahasa Inggris dengan efektif namun tetap tegas. Bahkan, Saya melakukan rekaman video sendiri untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini:

 

Bagian 1 (Pertanyaan Mengenai Niat)

  1. Siap bertanggung jawab dunia akhirat karena sadar bahwa salah satu sumber dana LPDP menggunakan uang rakyat (terutama pajak), dimana rakyat akan sangat marah jika uang pajak yang mereka berikan ternyata digunakan untuk hal yang tidak bisa dirasakan manfaatnya untuk rakyat (termasuk mendanai beasiswa kamu jika ternyata kelak kamu tidak bisa memberikan timbal balik manfaat untuk rakyat)?
  2. Memangnya, apa yang bisa kamu kontribusikan yang manfaatnya bisa dirasakan rakyat setelah kamu didanai beasiswa untuk sekolah dengan uang rakyat tersebut?
  3. Seberapa banyak rakyat yang bisa merasakan manfaat kontribusimu tersebut?
  4. Lalu, kenapa harus dengan sekolah dulu agar kamu bisa berkontribusi? Kenapa tidak gunakan uang LPDP untuk langsung mendanai kontribusimu saja?
  5. Kenapa kontribusimu tidak kamu lakukan sekarang atau sejak dari dahulu?

Pertanyaan-pertanyaan di Bagian-1 ini saya nilai sangat fundamental karena relevan dengan segala perjuangan untuk melengkapi persiapan dan persyaratan. Apalagi riset saya mengatakan bahwa daftar pertanyaan tersebut juga beberapa kali dilontarkan kepada awardee, yang menjadi sumber informasi saya, saat mereka menjalani seleksi wawancara. Jawaban yang logis, realistis, terukur, dan tegas untuk pertanyaan-pertanyaan diatas menjadi salah satu faktor yang menentukan lolos tidaknya tahap seleksi wawancara.

Saya sendiri mendapat pengarahan dari teman awardee untuk sering melakukan kontemplasi dan introspeksi diri melalui meditasi atau ibadah seperti shalat malam (untuk muslim) mengenai apa niat sebenarnya melanjutkan sekolah dan mengambil beasiswa LPDP ini dan mohon diberikan petunjuk. Saya yakin pertanyaan-pertanyaan tersebut mampu dijawab oleh semua orang. Hanya saja, yang perlu dipastikan adalah apakah kita sudah menjawab dengan sejujur-jujurnya? Jika belum mampu dengan jujur dan menjawab dengan sepenuh hati, sebaiknya selesaikan dahulu “urusan” ini sebelum beranjak ke persiapan berikutnya.

Bagian 2 (Pertanyaan Mengenai Alasan dan Tujuan Sekolah)

  1. Kondisi apa yang ingin kamu perbaiki di Indonesia? Kenapa memilih kondisi itu padahal masih banyak masalah lain di Indonesia?
  2. Kenapa memilih Universitas yang kamu tuju sekarang?
  3. Apa hubungan jurusan tujuanmu dengan kontribusimu untuk Indonesia?
  4. Dimana kelak kamu memposisikan diri untuk kontribusimu itu untuk Indonesia?

 

Untuk memudahkan Saya menjawab Bagian-2 ini, Saya membuat beberapa dokumen pendukung, antara lain:

  1. Bagan Alur Berpikir Alasan Pengambilan Jurusan

Bagan alur berpikir ini Saya buat dengan sederhana tetapi Saya presentasikan melalui kertas A3 yang dicetak saat dalam sesi wawancara. Berikut contohnya :

Tujuannya bagan diatas adalah untuk membuat rangkaian jawaban Saya lebih terarah dan tidak melenceng, sekaligus ingin menunjukan kepada pewawancara bahwa Saya telah melakukan riset yang memiliki dasar, tidak sembarangan dalam menentukan tujuan dan alasan mengambil studi lanjut.

Sebagai tambahan saat mengikuti seleksi Batch-4, November 2016, Saya juga membuat tabel rencana aksi (Action Plan) kegiatan Saya sebelum dan selama menempuh studi, termasuk didalamnya Saya menuliskan informasikan dengan siapa nanti Saya akan berdiskusi (counterpart). Tentu counterpart tersebut sudah dihubungi sebelumnya dan berkenan untuk menjadi counterpart Saya. Berikut adalah contohnya:

Meskipun tabel diatas belum sempurna, tapi Saya merasakan bahwa pewawancara lebih menghargai hal ini karena bisa menunjukan rencana aksi yang bisa terukur, bukan tampak mengada-ngada.

Dalam hal ini, Saya merasa bisa menjawab pertanyaan dengan jauh lebih tegas, meyakinkan dan terarah selama seleksi wawancara di kesempatan terakhir jika dibandingkan dengan seleksi wawancara di kesempatan pertama dahulu.

 

  1. Tabel Perbandingan Kampus Tujuan dengan Kampus Lain

Tabel ini sengaja Saya buat untuk memudahkan Saya menganalisa kelebihan dan kekurangan kampus tujuan saya dibandingkan dengan kampus terbaik lain di dunia dan di INDONESIA (ini penting untuk menunjukan bahwa kita membandingkan semua kampus secara fair baik di dalam dan luar negeri) yang memiliki jurusan yang sama atau relevan dengan yang Saya tuju.

Tabel ini sangat membantu Saya menilai jurusan dan kampus tujuan saya secara objektif, bukan karena keinginan pribadi semata.

Berikut adalah contoh untuk kasus jurusan tujuan saya di Strategic Management of Project di University College London :

 

 

 

Beberapa poin minimal yang bisa diperbandingkan dalam tabel diatas antara lain:

  1. Ranking universitas
  2. Pencapaian/prestasi jurusan itu (khususnya yang diakui oleh dunia)
  3. Durasi kuliah
  4. Dosen terkenal (bagaimana pengalaman risetnya dan hubungannya dengan rencana studi)
  5. Daftar mata kuliah

 

Setelah semua masalah “persiapan diri” ini selesai, mudah-mudahan persiapan kedepannya seperti menghadapi tes IELTS/TOEFL, Online Psychotest, Leaderless Group Discussion, dan Essay on the Spot juga bisa dimudahkan.

 

Kesimpulan

Ada banyak sekali strategi untuk menghadapi seleks. beasiswa LPDP tersedia di Internet yang ditulis oleh para awardee berdasarkan pengalaman mereka. Hampir semuanya memiliki cara yang unik yang tidak 100% sama pendekatannya antara satu awardee dengan yang lainnya.

Secara pribadi, Saya berpendapat bahwa persiapan untuk menghadapi seleksi beasiswa LPDP memerlukan waktu yang tidak sebentar. Baik itu untuk persiapan berkas persyaratan lamaran beasiswa hingga masuk ke tahapan-tahapan berikutnya, khususnya tahapan wawancara. Sehingga sangat disarankan untuk menyiapkan berbagai persyaratan tersebut setidaknya Enam bulan sebelum memasukan aplikasi lamaran seleksi.

Salah satu persiapan utamanya adalah meyakinkan niat, tekad; rencana studi serta kontribusi yang terukur, jelas, dan tegas; dan alasan objektif pemilihan kampus serta jurusan tujuan studi. Salah satu strategi dalam menyiapkan hal-hal yang bersifat “soft” ini adalah dengan membuat bagan alur kerangka berpikir, tabel perbandingan pemilihan jurusan, dan berlatih menjawab beberapa pertanyaan motivasi sebagaimana dijelaskan dalam bagian tulisan diatas.

Meskipun strategi diatas telah berhasil saya Saya coba untuk melewati sesi wawancara dalam kasus dan konteks Saya pribadi, tentu ada strategi tersebut memiliki kemungkinan memberikan hasil yang berbeda kepada Anda para pembaca yang budiman. Oleh karena itu, jadikan rekomendasi-rekomendasi diatas sebagai salah satu referensi saja, tidak untuk diterapkan 100% sehingga mengabaikan saran-saran atau rekomendasi dari pihak lain. Silahkan menemukan cara dan strategi yang dirasa sesuai dengan gaya masing-masing. Apalagi jika LPDP memiliki aturan yang baru dan berbeda jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

 

Semoga tulisan sederhana ini sedikit memberikan manfaat.

Semoga sukses dan sampai berjumpa di keluarga Awardee dan Mata Garuda LPDP.

 

Sekilas tentang penulis:

 

Nama: Inayattulloh.

 

Kampus:

 

S2 – University College London, United Kingdom.

S1 – Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

 

Jurusan: S2 – Strategic Management of Projects.

S1 – Teknik Sipil.

 

Beasiswa: Beasiswa LPDP-PK 103 (S2).

Yayasan Karya Salemba Empat / KSE (S1).

 

Kesibukan: Business management consultant for startups and SME.

Google Gapura Digital Trainer

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Diterbitkan

dalam

,

oleh

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *