Belajar dari Kerja Keras Wisudawan Terbaik UNTAD ke-100 Hingga Dapat 4 Kategori Sekaligus

“Tidak ada kesuksesan yang bisa dicapai seperti membalikkan telapak tangan. Tidak ada keberhasilan tanpa kerja keras, keuletan, kegigihan, dan kedisiplinan.” ― Chairul Tanjung.

Rivaldo Calvin Zander Fong, lahir pada 5 Februari 2000 berhasil menyandang gelar Sarjana pada usia 19 Tahun. Mahasiswa FMIPA Jurusan Kimia ini menyelesaikan masa studinya dalam waktu 3 Tahun, 4 Bulan, 6 Hari dengan IPK 3,90.

Anak Tunggal yang biasa di panggil Aldo ini diberi penghargaan sebagai Wisudawan Termuda, Terbaik, IPK Tertinggi, dan Tercepat tingkat fakultas pada wisuda angkatan 100 Universitas Tadulako.

Setelah agenda wisuda kemarin, salah satu crew anakUntad.com berkesempatan untuk berbincang langsung dengan lelaki hebat dari FMIPA ini ya kak Rivaldo Calvin Zander Fong.

Kuy disimak, apa saja hasil bincang santai crew kami kemarin :

Biasanya kan mahasiswa lulus dari bangku perkuliahan pada usia di atas 20 tahunan. Sebelum bahas perkuliahan, boleh ceritakan sedikit perjalanan masa sekolahnya?

“Saya masuk SD dari umur 5 tahun selesai berarti 11 tahun, terus saya di SMP itu 2 tahun kelas akselerasi jadi umur 13 tahun saya tamat SMP. Saya masuk SMA selesai SMA umur 16 tahun dan masuk kuliah, jadi saya itu lebih cepat masuk sekolah. SD lebih cepat, SMP 2 tahun karena kebetulan ada program akselerasi waktu itu di SMPN 1 Palu jadi saya ikut.”

Sebelum masuk kuliah, Aldo adalah siswa SMAN 1 Palu. Anak tunggal ini ternyata mempunyai keturunan dari Cina, lahir di Makassar dan selama sekolah dari TK sampai SMA hingga kuliah Ia di Palu.

Bagaimana perasaan Aldo diberikan penghargaan hingga dapat 4 kategori sekaligus?

“Kalau perasaan pasti ya senang, dan ini sudah menjadi mimpiku memang. Saya semenjak masuk ke-FMIPA itu, memang dari awal masuk sebenarnya sudah target. Awal masuk itu saya sudah target bagaimana caranya agar bisa jadi Wisudawan Terbaik, Tercepat dan Termuda.”

Berkat usaha dan kerja keras, akhirnya Aldo berhasil mencapai targetnya hingga mendapat gelar Cumlaude.

Apa motivasi Aldo sehingga ingin cepat menyelesaikan masa studinya?

“Motivasiku begini ya karena ini semuanya untuk orang tua, sekarang kan saya pribadi belum bisa kasi ke orang tua secara materi dan yang bisa saya kasi itu hanya prestasi, yang pastinya orang tua mana sih yang tidak bangga dengan anaknya yang bisa kasi prestasi. Jadi untuk sekarang yang profesiku sebagai pelajar, hanya ini yang bisa saya berikan dari prestasi-prestasi yang saya dapat sekarang.”

Dukungan orang tua selama proses belajar hingga menjadi wisudawan terbaik membuat Aldo makin giat dan semangat untuk mencapai targetnya. Akan tetapi, saat SD kedua orang tuanya sudah pisah dan hingga sekarang Aldo tinggal bersama ibu dan omanya.

“Mamaku itu sudah peran ganda jadi ayah sama ibu, kalau dibilang kurang kasih sayang ayah sebenarnya tidak juga karena betul-betul mamaku itu sudah menjadi sosok ayah sekaligus ibu. Dan saya sangat beruntung, makanya ini yang bisa saya berikan untuk mamaku.”

“Tentunya untuk guru-guruku juga dari SD sampai SMA yang ajar saja, kalau tidak ada mereka tidak mungkin saya bisa sampai segini dan sama dosen-dosenku juga yang banyak membantu saya”

Siapa sangka mahasiswa Jurusan Kimia ini juga mempunyai basic dalam Matematika, sejak SD sampai SMP pernah mengikuti lomba olimpiade tersebut, dan SMA basic di Fisika. Memang lebih ke perhitungan ya 🙂

Apakah selama menjadi mahasiswa Aldo pernah dapat beasiswa?

“Kalau beasiswa pernah dapat sekali pada saat semester 5 yaitu beasiswa PPA, cuma itu.”
Bicara mengenai beasiswa Bidikmisi, saya kira kak Aldo termasuk penerima beasiswa tersebut?
“Oh tidak, Waktu itu sempat dapat dari sekolah cuma saya tolak. Maksudnya kita kan masih bisalah biayanya kuliah, jadi ada teman-teman yang lebih membutuhkan ini daripada saya makanya saya tidak ambil.”

Menjadi Wisudawan Terbaik pasti ada kerja keras yang Aldo lewati, apa saja itu yang termasuk pencapaian terendah dan tertingginya?

“Ohiya kalau untuk pencapaian memang sih targetku untuk Universitas, tapi setelah lihat ternyata regulasi sama tingkat kesulitan fakultas itu beda tidak bisa disamakan. Jadi, saya cukup bersyukur juga bisa jadi yang terbaik di fakultas MIPA. Tapi, untuk dapat itu semua memang betul-betul banyak sekali pengorbanan dari waktu. Jadi waktu-waktuku itu saya pakai untuk belajar dan kerja laporan, tau lah bagaimana laporan di MIPA ? memang saya tidak suka jalan-jalan, jadi pulang di rumah biasa kerja laporan, belajar.”

Berarti untuk range nilai IPK-nya kemarin naik terus atau ada yang turun? Dan bagaimana cara Aldo belajar untuk mempertahankan nilai tersebut?

“Pernah menurun sekali di semester 4, itu dari 3,90 turun menjadi 3,76. Itu betul-betul semester yang paling anjlok, karena itu 24 SKS praktikumnya banyak tidak maksimal rasanya waktu itu. Justru mempertahankan nilai itu susah sebenarnya, karena taulah tiap semester itu makin sulit mata kuliah. Dan yang saya tanamkan pada diriku itu adalah kerja keras, karena saya biasa bilang sama temanku kepintaran itu bukan segalanya akan kalah sama yang rajin dan kerja keras. Itu yang saya bikin, kerja keras, jaga attitude sama orang, kalau bisa bantu orang juga jika kita membantu kan tidak buat kita tambah bodoh malah makin banyak yang kita dapat. Itu yang tiap hari saya lakukan sampai sekarang ini.”

Pesan dan harapan buat teman-teman yang masih berstatus sebagian mahasiswa?

“Ohiya jadi pesanku untuk teman-teman Mahasiswa, tetaplah bermimpi, jangan pernah menyerah, hadapi apa yang kalian hadapi sekarang. Boleh sih kita bermimpi tapi jangan terlalu jauh jadi apa yang kita hadapi sekarang, sebagai Mahasiswa kita sebagai pelajar, apa yang harus kita bikin sebagai pelajar. Jadi fokus yang paling pertama menurutku itu orang tua, buat orang tua kalian bangga. Pada saat di wisuda itu saya lihat, biarpun mereka lulus 7 tahun, 6 tahun orang tuanya bangga sama mereka itu yang seharusnya kita kejar. Pada saat wisuda itu orang tua bangga lihat kita di depan, itu yang saya rasa senam sekali. Apalagi orang tuaku bisa saya bawa maju ke depan pada saat wisuda kemarin, dapat penghargaan itu betul-betul pencapaian tertinggi saya rasa sampai sekarang.”

Selain aktivitas akademik kan di fakultas MIPA ini perlu Ekstrakurikuler, kegiatan Ekskul apa yang Aldo ikuti?

“Kalau organisasi, kebetulan saya jadi pengurus di PRISMA SAINS jabatan sebagai koordinator Informasi dan Komunikasi. Sebenarnya itu juga yang penting sih untuk Mahasiswa, kita boleh memang mengejar studi. Pertama saya masuk kuliah organisasi itu saya sepelekan jadi nomor yang sekian, dan yang paling pertama itu kuliah, kuliah, kuliah itu saya pikir. Pada saat saya semester 4 rasanya pas saya gabung organisasi, orang-orang organisasi itu beda. Mereka bisa bicara, mereka bisa menyampaikan aspirasi apa segala macam jadi saya coba terus itu saya uji juga kemampuanku memanajemen waktuku dengan baik. Otomatis akan terbagi waktunya antara organisasi dan akademik, ini yang biasanya mahasiswa itu sampai berlarut-larut dalam organisasi sampai lupa kuliahnya. Berlarut-larut kuliah organisasi tidak ada, itu juga tidak bisa betul-betul harus balance itu sih yang penting bagi Mahasiswa sekarang. Jangan menitikberatkan satu sisi, sedangkan sisi lain kalian lupakan tidak boleh begitu.”

Bagaimana Aldo manage waktu antara akademik dan organisasi?

“Kalau saya ada skala prioritasku, misalnya ada rapat tapi ada juga tugas dan harus belajar saya mending izin rapat. Tapi, tetap juga ada tanggungjawab di organisasi maksudnya saya mengerjakan program kerjaku dengan baik karena saya sudah atur kapan saya harus bekerja tugas di organisasi dan kapan saya harus belajar. Jadi itu ada skala prioritas, jika ada 2 pilihan kita pilih yang mana paling penting, statusmu sebagai apa sekarang, apa yang harus kamu buat sekarang? Mahasiswa, belajar/studi itu saja rapat nomor 2.”

Apa tujuan selanjutnya setelah lulus kuliah?

“Kalau tujuan sih ada 2 : pertama saya ada melamar kerja dan yang kedua saya ada in plan beasiswa lanjut S2 terus S3, jadi 4 tahun itu bisa S2, bisa S3 juga.”

Apa harapan kedepannya untuk kampus Universitas Tadulako dari Aldo?

“Kalau misalnya saya bisa jadi orang yang berguna, kan saya sempat pidato juga di depan waktu pelepasan fakultas. Saya bilang jangan pernah lupa Almamater, karena apapun yang kita dapat sekarang kan itu dari kampus kita juga. Jadi itu harus untuk kampus juga, apapun yang kita dapat nanti, apapunlah kalau kampus masih butuh bantuan kita harus bantu.

Satu sifat yang menggambarkan diri seorang Rivaldo Calvin Zander Fong :

Pekerja Keras

Naahh, selanjutnya buat yang mau kepoin seorang yang hebat ini follow kuy di akun Instagram @rivaldoc_ ?

Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) pada masa kuliah sangat menentukan kelulusan seseorang, memang sebaiknya jangan jadi mahasiswa KUPU-KUPU/Kuliah Pulang-Kuliah Pulang. Begitu banyak yang mengambil prinsip buat apa lulus Cumlaude namun tidak bisa apa-apa, bukan berarti juga kita sepelekan nilai-nilai begitu saja. Dalam hal ini, betapa bangganya orang tua kita saat wisuda anaknya sebagai Mahasiswa dengan prestasi nilai Cumlaude. Namun tidak sekedar Cumlaude.


Diterbitkan

dalam

oleh

Tags:

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *