Universitas Tadulako (UNTAD) kembali mengukir generasi muda berprestasi, UNTAD telah banyak melahirkan mahasiswa-mahasiswi berprestasi baik level Nasional maupun Internasional seperti:
Carlitos Imanuel Mamusu dan Diah Annisa Aprilia meraih juara 3 (Co-2nd Runner Up) dalam NUDC (National Universities Debating Championship) 2020. Mereka akan mewakili Indonesia dalam World Universities Debating Championship (WUDC) tahun 2021 di Seoul, Korea Selatan.
Diah Annisa Aprilia dari Fakultas Hukum angkatan 2018, Carlitos Imanuel Mamusu dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis angkatan 2017 secara online/daring mengikuti National Universities Debating Championship (NUDC). Pada tanggal 29 September 2020, mereka di umumkan sebagai juara kategori draw 2nd Runner Up (Juara 3) membawa nama kampus Universitas Tadulako (UNTAD).
Setelah berbagai media memposting pengumuman kejuaraan dan sebagai salah satu apresiasi buat mereka, salah satu crew anakUntad.com berkesempatan untuk mewawancarai kedua mahasiswa mahasiswi UNTAD yang sangat luar biasa ini.
Yuk disimak, apa saja hasil interview dari crew kami kemarin:
- Bagaimana perasaan kalian saat di nyatakan sebagai juara sekaligus mewakili Indonesia dalam WUDC 2021 di Korea Selatan?
Tentunya kami sangat senang, terharu, tapi campur aduk dengan perasaan gugup karena tau tantangan ke depannya akan semakin besar lagi yaitu WUDC. Sangat bangga juga bisa memberikan prestasi ini kepada Sulawesi Tengah khususnya UNTAD. Sempat tidak percaya bisa sampai di babak Grand Final, karena betul betul lawannya itu Universitas-Universitas yang terbaik lah dari setiap daerahnya. Tapi, dengan usaha dan doa akhinya bisa sampai ke Grand Final.
- Nah, kita bahas mengenai pesaing yang ada diberbagai Universitas. Bagaimana sih strategi kalian menghadapi para pesaing yang menurut kalian terbaik sehingga dapat meraih juara dan sampai ke Grand Final?
Carlitos Imanuel Mamusu – Lakukan yang terbaik, terus juga salah satunya jeli melihat strategi lawan. Karena, kan di debat itu semua tentang bagaimana argumennya bisa paling masuk akal, menjawab permasalahan yang diberikan sama mampu mematahkan argumen-argumen yg diberikan lawan. Itu sih. Terus juga jangan lupa doa sebelum dan sesudah memulai pertandingan. Universitas lain juga pasti kerahkan usaha terbaiknya, cuma kembali lagi. Debat itu kan tentang logika dan pengembangan pemikiran yang kritis sebenarnya, sisanya nanti juri dan Tuhan yang menentukan.
Wah menakjubkan sekali ya✨
Intinya segala sesuatu hal yang akan kita lakukan harus di barengi dengan Doa dan Usaha?
- Sebelum meraih ini semua, pasti kalian punya pengalaman dan persiapan. Boleh sharing sedikit pengalamannya semenjak mengenal dunia perdebatan terutama Bahasa Inggris, tentunya sudah punya persiapan juga sebelumnya ya?
Diah Annisa Aprilia – Kalau untuk pertama kali mengenal debat bahasa Inggris itu sejak SMA. Saat SMA juga sudah pernah mengikuti beberapa lomba debat bahasa Inggris. Jadi sebenarnya debat bahasa Inggris bukan hal yang benar-benar baru untuk saya pribadi, karena sudah ada pengalaman dan gambaran lombanya nanti akan seperti apa, latihannya nanti akan seperti apa, apa saja yang harus dipelajari, dll. Kalau terkhusus untuk lomba NUDC, bimbingannya sudah dilakukan sekitar 1 bulan lebih sebelum lomba tingkat nasionalnya. Persiapannya mulai dari banyak membaca isu-isu yang terbaru, mempelajari mosi tahun-tahun sebelumnya, dan hal-hal lain yang penting untuk penyusunan argumentasi saat debat nanti.
Carlitos Imanuel Mamusu – Kalau persiapan, kita itu sudah persiapan selama kurang lebih dua bulan. Dibimbing sama kak Lia (Alumni Fekon Untad) sama kak Vira (Mhs Unhas). Jadi latihannya Senin-Jumat intensif selama dua bulan itu Agustus-September. Jadi persiapannya, ya bimbingan intensif lagi sama coach nya, terus ikut turnamen-turnamen debat yang ada sama.
- Oke baik, jadi kalian sudah mempersiapkan semaksimal mungkin ya. Selanjutnya, harapan kedepannya nanti bagaimana?
Diah Annisa Aprilia – Kalau harapan semua orang tiap mau ikut lomba pasti mengharapkannya menang ya, tapi apapun hasilnya semoga bisa memberikan yang terbaik dengan usaha yang paling maksimal yang bisa dilakukan. Semoga apapun hasilnya nanti juga akan menjadi bekal yg bisa di share dengan debater lain di Sulteng.
Carlitos Imanuel Mamusu – Harapannya semoga bisa memberikan yang terbaik dan didukung penuh sama kampus.
- Baik, saat ini pasti banyak yang terinspirasi sama kalian, kalau begitu bagi tips buat para debater lain yang ingin ikut lomba agar bisa sampai ke jenjang Internasional…
Carlitos Imanuel Mamusu – Terus belajar, ikut semua lomba-lomba yang ada dan percaya sama kemampuan sendiri. Kuliah memang penting, tapi menambah pengalaman dan memperdalam skill itu juga penting.
Diah Annisa Aprilia – Untuk debater, baik yang bahasa Inggris atau debat lainnya jangan menyerah hanya karena merasa debat itu susah dan menjenuhkan di awalnya. Debat memang susah, tapi kalau kita terus yakin dan punya keinginan besar untuk belajar dan meningkatkan kemampuan diri itu pasti bisa. Jadikan komunitas debat itu sebagai rumah untuk belajar dan tempat untuk berani gagal dulu.
Ini dia kutipan penyemangat seorang Diah Annisa Aprilia ketika ia merasa down:
“be afraid but do it anyway”.
Buat kalian yang ingin mengenali mereka bisa lewat akun instagramnya, yuk di follow:
@carlitosimanuel dan @diahannisaapr
Baca juga: Belajar dari Kerja Keras Wisudawan Terbaik UNTAD ke-100 Hingga Dapat 4 Kategori Sekaligus
AnakUntad.com adalah media warga. Setiap warga kampus Untad bebas menulis dan menerbitkan tulisannya. Tanggung jawab tulisan menjadi tanggung jawab penulisnya.
Tinggalkan Balasan