Seberapa Efektif Perubahan Pola Pembelajaran?

Pendidikan merupakan kewajiban bagi semua warga negara yang harus dilaksanakan untuk meningkatkan kemajuan negaranya.

Melalui pendidikan, akan melahirkan generasi penerus yang cerdas intelektual maupun emosional untuk mencapai pembangunan bangsa ini. Saat ini dunia dikejutkan dengan mewabahnya virus COVID-19. Dalam situasi wabah virus ini, tentu saja sangat berdampak pada dunia. Sehingga membuat pemerintah pusat hingga daerah memberi kebijakan untuk meliburkan seluruh lembaga pendidikan. Hal ini dilakukan sebagai upaya mencegah penularan dari virus tersebut. Akan tetapi, pendidikan tidak langsung berhenti begitu saja.

“Virus ini dengan mudahnya menyebar hampir keseluruh negara dan dengan sangat cepat termasuk Indonesia”. Begitu kata pak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

Saat ini Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, menghimbau agar seluruh aktivitas pembelajaran disekolah maupun di perguruan tinggi untuk dilakukan dirumah. Tujuaan utama dari kebijakan belajar di rumah yaitu agar dapat memastikan hak untuk memperoleh pendidikan tetap berjalan walau di masa pandemi. Karena sesungguhnya negara bertujuan untuk mencerdaskan dan mengembangkan potensi individu dengan lebih baik.

Tentunya, kebijakan ini membuat orang tua sangat berperan penting dalam mengawasi anak-anaknya. Kehadiran orang tua walaupun bukan hal yang baru, tetap perlu dipersiapkan agar proses belajar dan mengajar yang dilakukan dapat berlangsung efektif.

Perubahan pola pembelajaran yang berubah ini mengalami pro dan kontra dari masyarakat. Mari kita simak alasannya :

Pro : Belajar di rumah lebih menguntungkan. Kenapa? Karena tidak perlu berkeliaran di luar rumah sehingga dapat mengurangi resiko tertularnya virus COVID-19. Selain itu, dengan diadakannya sistem pembelajaran di rumah dapat memacu pelajar untuk melek terhadap perkembangan teknologi yang semakin canggih. Materi yang diberikan bisa dengan mudah diakses kembali setelah perkuliahan karena terekam di sistem yang digunakan pelajar misalnya whatsapp.

Belajar online pun bisa dilakukan dimana saja. Misalnya, di kamar ataupun di ruang tamu tentunya di rumah masing-masing. Hal ini juga berdampak pada pengeluaran pelajar. Misalnya uang transportasi dari rumah, makan di kantin, atau bahkan biaya untuk bahan belajarnya yang tidak perlu lagi di print.

Baca juga : CIMB Niaga Bangun Motivasi Anak Muda Jadi Penggerak Perubahandownload

Kontra : Tugas yang diberikan dari pengajar semakin hari semakin banyak. Materi yang diberikan oleh tenaga pengajar dalam jumlah banyak. Sehingga membuat banyak pelajar bukan malah membaca dan memahami materi tersebut, melainkan justru bermalas-malasan.

Jaringan internet juga sangat dibutuhkan dalam pembelajaran menjadi masalah tersendiri bagi pengajar dan pelajar. Penggunaan jaringan internet tentunya membutuhkan biaya yang cukup besar yang harus disiapkan masyarakat sedangkan di masa pandemi ini, banyak masyarakat yang sudah kehilangan pekerjaannya.

Kebiasaan belajar selama ini yakni dengan proses tatap muka untuk berinteraksi dengan pembelajaran, membuat kebijakan ini tidak efektif. Esensi dari pembelajaran itu sendiri kurang didapatkan ketika belajar di rumah karena dapat memicu pelajar tidak disiplin. Kehadiran virus COVID-19 sebagai pandemi Global ini sangat memberikan dampak besar di segala lingkup kehidupan. Pendidikan termasuk bidang yang sangat terkena efeknya.

Saat ini harus beradaptasi dengan cepat agar proses belajar dan mengajar di semua tingkatan tidak terganggu. Kebijakan ini menghendaki agar setiap individu dapat melakukan tanggung jawab guna untuk memperlambat penyebaran virus. Salah satu alasan kebijakan pemerintah untuk belajar di rumah, agar kesempatan mereka untuk dapat berkumpul dalam kerumunan dapat dicegah karena berkerumun memiliki peluang besar penyebaran COVID-19.

Maka diperlukan kesiapan tenaga pengajar dan pelajar dalam memanfaatkan teknologi pembelajaran agar dapat berlangsung dengan baik dan meningkatkan kualitasnya. Namun, muatan pembelajaran dari rumah masih perlu terus disempurnakan agar lebih interaktif sehingga memungkinkan pelajar dapat terlibat dalam proses pembelajaran.

AnakUntad.com adalah media warga. Setiap warga kampus Untad bebas menulis dan menerbitkan tulisannya. Tanggung jawab tulisan menjadi tanggung jawab penulisnya.

 


Diterbitkan

dalam

oleh

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *