TALK SHOW – MELIHAT TOPONIMI KOTA PALU SEBAGAI UPAYA MITIGASI BENCANA Oleh Himpunan Mahasiswa Teknik PWK UNTAD

Palu, 19/12/20 – Himpunan Mahasiswa Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Tadulako mengadakan Talk Show dengan tema Melihat Toponimi Kota Palu Sebagai Upaya Mitigasi Bencana adapun kegiatan talk show ini diadakan di gedung aula kedokteran Universitas Tadulako dengan menghadirkan beberapa narasumber diantaranya narasumber dari ikatan ahli arkeologi indonesia (IAAI) Bapak Drs. Iksam Djorimi M.Hum dan kepala Dinas Pertanahan dan tata Ruang kota palu Bapak Dr. Mohammad Rizal S.T,. M.SI dan dipandu oleh moderator dari ikatan ahli perencanaan provinsi sulawesi tengah kak F.Ramadhani.

Acara ini dimulai dari pembukaan oleh MC kemudian laporan ketua panitia pelaksana Rezi randika Putra kemudian sambutan-sambutan, sambutan yang pertama adalah sambutan dari ketua himpunan mahasiswa tehnik perencanaan wilayah dan kota universitas tadulako Moh. Gifari dan kemudian sambutan dari dekan fakultas tehnik universitas tadulako atau yang mewakili bapak Dr. Eng. Andi Rusdin, S.T,.M.T.,M.Sc. sekaligus membuka acara talk show tersebut secara resmi
adapun latar belakang yang mendorong diangkatnya tema tersebut dalam talk show ini yaitu karena

melihat Perkembangan pembangunan di kota-kota besar sangat pesat. Hal ini terlihat mulai tahun 1980 sampai 2018 di mana perkembangan pembangunan tidak melihat kondisi geografis, banyak area yang semula berupa rawa atau tanah yang berair kemudian ditimbun dan diratakan untuk tempat tinggal. Demikian pula daerah pesisir pantai pun banyak direklamasi. Kehadiran pendatang yang tinggal dan menempati suatu desa atau kelurahan tanpa mengetahui makna dari nama kelurahan atau desa itu sangat disayangkan. Melihat banyaknya peristiwa bencana alam dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, daerah-daerah yang telah dipaksakan untuk dibangun dan ditempati dikembalikan oleh bencana alam ke keadaan sebelumnya.

Arti kata Toponimi sendiri adalah pengetahuan tentang asal-usul nama suatu tempat. Toponimi penting sebagai pengetahuan dasar atas tempat masyarakat tinggal, sehingga pengetahuan ini menjadi bahan kewaspadaan. Pengetahuan toponimi suatu daerah inilah yang menjadi upaya mitigasi bencana alam baik itu banjir, longsor, gempa bumi, tsunami, atau likuefaksi.

Adapun materi pembahasan yang disampaikan oleh kedua narasumber tersebut adalah narasumber yang pertama bapak Drs. Ikhsam, .Hum dari ikatan ahli arkeologi indonesia (IAAI) menyampaikan dan membahas materi tentang “Toponimi kota palu dan sejarah kebencanannya” dalam pembahasan materi tersebut dijelaskan mengenai sejerah kebencanaan yang ada dikota palu serta bagaimana kondisi kota palu pada zaman dahulu yang merupakan rawa-rawa atau tanah yang menumpang serta dalam materi tersebut dijelsakn juga penamaan suatu daerah atau tempat tinggal masyarakat berdasarkan kondisi geologis maupun kondisi kebencanannya, contohnya berdasarkan geologi dan geografis, nama kawatuna berarti (banyak batu), serta nama kabonena (banyak pasir) itulah contoh penamaan suatu daerah bersararkan kondisi geologi dan geografisnya.

Dan materi pembahasan yang disampaikan oleh narasumber yang kedua adalah narasumber dari kepala dinas pertanahan dan tata ruang kota palu yaitu bapak Dr. Mohammad Rizal S.T menyampaiakan dan membahas materi dengan tema tentang “Kebijakan Pemerintah Dalam Upaya Mitigasi Bencana Di kota Palu” adapun hal pokok yang dibahas dalam materi tersebut tentang adalah upaya-upaya kebijakan pemerintah kota palu dalam penyesuaian dan penyusunan rancangan tata ruang kota palu berdasarkan undang-undang yang berlaku sekarang agar sesuai dengan prosedur yang berlaku sehinnga dapat menghindari atau meminimalisir hal-hal yang tidak dinginkan seperti penetapan batas zonba merah dikota palu yang mana masyarakat daerah kota palu tidak boleh lagi mendirikan pemukiman diatas garis yang sudah ditetapkan sebagai zona merah oleh pemerintah.

Sebelum mengakhiri kegiatan talk show tersebut bapak Dr. Mohammad Rizal, S.T,.M,Si selaku kepala dinas pertanahan dan tata ruang kota palu berpesan agar selalu waspada dan berhati-hati terhadap bencana yang kapan saja dapat mengintai serta mari kita bersama-sama mempelajari atau melihat toponimi daerah sebagai upaya pencegahan mitigasi bencana dan mempelajari sejarah kedaerahan kita masing-masing karena hal tersebut dan sangat berkaitan untuk mengetahiu daerah mana saja dan rawan berpotensi bencana baik gempa,likuifaksi dan tsunami.

AnakUntad.com adalah media warga. Setiap warga kampus Untad bebas menulis dan menerbitkan tulisannya. Tanggung jawab tulisan menjadi tanggung jawab penulisnya.


Diterbitkan

dalam

,

oleh

Tags:

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *