Kelapa Sawit, Ancaman serius bagi negara yang memiliki hutan yang lebat adalah munculnya perkebunan sawit yang menjadi masalah yang pelik. hal ini menjadi ancaman dikarenakan jika ingin membuka perkebunan sawit, maka hutan-hutan yang harus dibuka dengan cara yang sangat tidak ramah lingkungan. Praktik-praktik yang dilakukan untuk membuka lahan hutan untuk perkebunan sawit dilakukan dengan cara ditebang bahkan hingga dibakar. Hal tersebut dilakukan hanya untuk meratakannya dengan tanah.
Kegiatan-Kegiatan yang merusak hutan demi kepentingan membuka lahan untuk perkebunan sawit tersebut menyebabkan berbagai masalah terjadi, terutama pada kondisi keseimbangan ekosistem yang tidak stabil. Mulai dari munculnya kabut asap akibat pembakaran hutan, matinya primata dan beberapa fauna yang harus pindah dari habitat aslinya karena diganggu oleh aktivitas manusia dalam pembukaan lahan perkebunan sawit.
Di sisi lain, perkebunan sawit memang memberikan dampak yang nyata terhadap perekonomian suatu negara dan juga masyarakat yang terlibat dalam perkebunan sawit tersebut. Namun jika hanya aspek ekonomi yang diperhatikan, tentu jaminan keberlangsungan kelestarian tidak akan berlangsung lama.
Dalam artikel ini, ada 5 fakta mengerikan yang disebabkan oleh munculnya perkebunan sawit dalam suatu lahan yang dibuka.
1. Menyebabkan kerusakan ekosistem hayati
Ekosistem sawit bukan meruapakan ekosistem hayati yang sama dengan hutan. Hal ini dikarenakan kelapa sawit hanya merupakan perkebunan yang dihuni oleh hewan-hewan perusak seperti babi, ular, tikus dan lain-lainnya. banyaknya kasus alih fungsi lahan hutan menjadi perkebunan sawit menyebabkan kerusakan yang sangat besar terhadap ekosistem hayati. Dibanding perkebunan kelapa sawit, hutan jauh lebih penting keberadaannya.
2. Menyebabkan kerusakan unsur hara dan air dalam tanah
Akarnya kelapa sawit yang melebar dan cukup besar, membuat sawit menjadi rakus akan unsur hara dan air dalam tanah. Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa kelapa sawit dapat menyerap kurang lebih 12 liter unsur hara dan air dalam tanah dalam sehari. Hal tersebut memberikan indikasi bahwa kelapa sawit dapat menyebabkan kerusakan pada unsur hara dan tanah
3. Menyebabkan munculnya hama migran yang lebih ganas
Pembukaan lahan untuk perkebunan kelapa sawit memberikan dampak negative terhadap munculnya hama migran yang lebih ganas yang dikarenakan oleh ekosistem yang terganggu. Keterbatasan lahan dan tidak mampunya bersaing dengan fauna lain menyebabkan hama tersebut masuk dalam lingkungan perkebunan monokulturasi.
4. Memberikan ancaman bahaya banjir dan kekeringan
Perilaku pembukaan lahan hutan untuk menjadi perkebunan sawit, membuat lahan tersebut rawan akan terjadinya bencana banjir dan tanah longsor pada musim hujan. juga disisi lain, apabila pada musim kemarau tiba, area sekitaran perkebunan kelapa sawit rentan akan terjadinya kekeringan karena sifat dari kelapa sawit yang boros dalam menyerap unsur hara dan air tanah.
5. Meyebabkan deforestasi yang meningkat tajam
Jumlah ekspor kelapa sawit pada awal abad ke-20 di kawasan Asia Tenggara hanya mencapai 250.000 ton. Kemudian pada tahun-tahun terakhir jumlahnya meningkat tajam menjadi 60 miliar ton yang menandakan kenaikan yang berkali-kali lipat dari jumlah pada tahun-tahun sebelumnya. Tentu dengan meningkatnya, jumlah ekspor ini menandakan jumlah penurunan jumlah hutan atau deforestasi juga meningkat tajam.
Baca Juga : Jangan Takut Belajar Politik! Ketahui 8 Manfaat Belajar Politik Bagi Anak Muda
Demikian 5 fakta mengerikan tentang pembangunan perkebunan sawit. Dengan fakta-fakta tersebut, kita bisa saling mengingatkan dalam pentingnya menjaga ekosistem hayati. Terutama pentingnya keberadaan hutan dan fungsinya dalam menjaga keseimbangan dalam kehidupan.
AnakUntad.com adalah media warga. Setiap warga kampus Untad bebas menulis dan menerbitkan tulisannya. Tanggung jawab tulisan menjadi tanggung jawab penulisnya.
Tinggalkan Balasan