Jembatan Ponulele atau Jembatan Palu IV adalah salah satu ikon Kota Palu. Jembatan ini diresmikan pada Mei 2006 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Jembatan ini adalah jembatan lengkung ke tiga di dunia dan pertama di Indonesia. Jembatan ini bertempat di Kelurahan Besusu dan Lere membentang di atas Teluk Talise menghubungkan Kecamatan Palu Barat dan Palu Timur.
Dari Jembatan Ponulele ini kita bisa melihat keindahan antara lain rumah warga, pegunungan, sungai Palu dan Teluk Palu. Namun siapa sangka, ternyata dibalik keindahan tersebut, Jembatan ini menyimpan sisi lain yang jarang diketahui oleh orang banyak. Apa sajakah itu? Mari simak penjelasannya berikut ini!
- Sampah
Banyaknya sampah di pelantaran bawah jembatan empat yang disebabkan oleh kurangnya kesadaran masyarakat Kota Palu terhadap kebersihan lingkungan yang terkadang sulit untuk membuang sampah pada tempatnya yang mengakibatkan sampah tersebut terbawa oleh arus sungai menuju ke pinggiran kali.
- Penerangan
Penerangan yang minim mengurangi keindahan jembatan ponulele dan mengurangi jarak pandang para pengendara di malam hari.
- Vandalisme
Coretan liar pada tembok di bawah jembatan Ponulele juga dapat mengurangi nilai estetika dari graffity ini. Coretan tersebut disebabkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
- Tempat Pertunjukan Layangan
Pada ajang Kampung Lere Fest, salah satu pertunjukan yang di adakan warga Kampung Lere adalah pertunjukan layang-layang. Pertunjukan ini diikuti oleh anak-anak hingga orang dewasa. Kegiatan ini sebagai ajang hiburan untuk warga Kota Palu.
Nah, itulah beberapa sisi lain di bawah Jembatan Ponulele. Mari kita bersama memelihara keindahan infrastruktur yang ada di kota Palu, khususnya Jembatan Ponulele, sebagai salah satu ikon wisata kita.
Baca Juga :
- Dampak Aktivitas Masyarakat disekitar Muara Kampulere
- Jembatan Kuning Bergelimang Harta Karun
- 4 Hal yang Harus Kamu Ketahui tentang Pertamenu
Tulisan Kelompok 1 “Writing Challange”:
- Hernawati
- Sugi Safitri
- Annisa
- Muh. Nur Iman
- Adi Setiawan
AnakUntad.com adalah media warga. Setiap warga kampus Untad bebas menulis dan menerbitkan tulisannya. Tanggung jawab tulisan menjadi tanggung jawab penulisnya |
Tinggalkan Balasan