Istri sah Iqbaal Viral – Antara selera masyarakat dan content creator

Masyarakat Suka Konten kurang berkualitas?

Jawabannya, bisa jadi. Masyarakat lebih suka hiburan ala Nurrani, ketimbang yang lain. Sama seperti sinetron, banyak yang mengaku-ngaku sinetron itu jelek, tidak mendidik dan sebagainya. Tapi nyatanya rating sinetron selalu tinggi, kalau tidak mana mungkin Stasiun TV mau buat acara/konten yang tidak menguntungkan. Siklusnya akan berputar terus, baik di TV dan media sosial. Bahkan bisa jadi pembuat konten yang memikirkan kontennya dengan susah itu mundur dari persaingan, karena merasa “Kok konten saya nda viral-viral” atau “Kok konten saya tidak laku”.  Dan akhirnya konten yang tersebar di masyarakat adalah konten ala Nurrani.

Aplikasi Goblok?

Banyak juga contoh lain, akibat perkembangan teknologi. Misal adanya aplikasi TIK-TOK dan Musically. Aplikasi ini katanya sih “Aplikasi Bodoh” tapi, nyatanya aplikasi ini disukai masyarakat, walaupun mengelak pengguna aplikasi ini cukup Buannyaaaak. Sampai-sampai ada “artis” yang tercipta dari sini, sampai-sampai mereka buat acara meet and greet berbayar. Saya persilahkan teman-teman menilai sendiri bagaimana Selera masyarakat ini.

Baca juga : Tik Tok Aplikasi goblok | Benarkah ??

Saran untuk pembuat Konten

Bagi Content creator, membaca selera masyarakat yang cukup membingungkan ini memang susah-susah gampang (lebih banyak susahnya) ?. Kami sendiri bahkan di anakuntad.com mungkin tidak punya banyak konten menarik, tapi semoga saja setelah perekrutan crew baru kami bisa lebih baik menghasilkan konten, tak hanya menyampaikan berita saja.

Saya pernah menonton video milik anji di youtube tentang “Rilis lagu tapi tidak hits”, ini bisa juga mirip sama konten lainnya, bisa jadi konten yang kita buat atau karya tersebut belum diminati saat ini, malah bisa jadi karya tersebut diminati di masa mendatang. Intinya coba terus berusaha. Bagi saya lebih baik kita membuat konten yang terkonsep dan punya makna dan bahkan mungkin bermanfaat. Kalau soal komedi, ya buatlah komedi yang lebih berisi. Pembuat konten juga berperan dalam merubah selera masyarakat. Kalau konten yang tersedia berisi ya otomatis mereka akan mengonsumsi konten ini.

Saran bagi penikmat dan pengguna

Bagi pengguna, sepertinya lebih susah untuk memberi masukan. ? Namanya juga selera, saya tidak berhak menghakimi selera masyarakat kalau memang masyarakat dan teman-teman suka dengan Konten A, B atau C saya tidak bisa kan melarang dan bahkan menghina teman-teman. Tapi untuk saran mungkin sebaiknya silahkan pilah-pilah konten yang teman-teman nikmati, perbanyaklah menikmati konten yang lebih bermanfaat dan berkualitas. Cara berpikir kita pun bisa dipengaruhi apa-apa saja yang kita nikmati. Kalau mau membagikan sesuatu silahkan di pikir-pikir juga.  Intinya kembali ke atas yang saya sebut lingkaran Setan, pembuat konten ikuti selera, penonton ikut apa yang disediakan pembuat konten, terus seperti itu.

Jadi kalau menurut teman-teman harus bagaimana? Teman-teman ada di posisi Penikmat ataukah Pembuat ? atau mungkin dua-duanya? Silahkan tuliskan pendapatnya di bawah ya, siapa tau kita bisa bertukar pikiran dengan baik.


Diterbitkan

dalam

oleh

Tags:

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *