Surat untuk Mahasiswa, Dapat Salam dari Pendidikan
**
Semakin dalam mereka mengeyam pendidikan
Semakin kejam kami mengenal kesepian
Petinggi negeri ini nampak unik
Mereka yang terlihat loyal, merakyat dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat, katanya!
Ya’, itu yang Saya tonton di radio gelap sebuah ruangan situs pembodohan megila sosial
**
Mungkin hanya generasi kami yang berani melakukan ide pemberontakan dan sebuah perlawanan
Walapun harus dikeluarkan dari jendela kehidupan kesepian tanpa ada teman
Kami akan terus melawan
Menentang pendatang
**
Penegak aturan yang tak pernah benar berlogika
Aturan tersusun rapih, tapi sayang dijajah
Mereka banyak harta uang jelas senjata
Penjara jadi mewah hotel berbintang lima
**
Rasa takut tak ada berkat jeruji, dibuat lebih indah dibanding tempat ibadah
Dimana letak Bung Karno berada, bangunkan dari wafatnya, hendak kita berdua yang mengubah sejarah
Pendidikan di Negeri ini bersujud kebarat yang keparat, namun pepatahnya begitu akurat buat para penjilat
**
Permasalahan dunia menggila lalu lalang, orang-orang baik dan berwawasan luas ragu akan dirinya sementara orang-orang bodoh dan kurang pandai begitu yakin akan dirinya, iya, itu mereka perampok berdasi rapi dari malam sampai pagi
Hari ini dikatakan lagi kami lah pembangkang di negeri ini, aku tidak peduli, urusan kami hanya mempermasalahkan apakah itu benar atau salah
Tatkala itu benar atau salah, jangan tanya mengapa kami berdiri paling depan
Sebab kelak jika kami ditangkap, takkan ada lagi ketakutan di mata para penjilat
**
Terperangkap bukanlah penghalang untuk terus menulis hal-hal yang mengecam petinggi negeri, karna kami bukan komunis maka kami akan terus menulis
Mungkin hanya sekedar di antara banyak warna yang beredar
Tak terlihat seperti lukisan yang berada di gambar indah di dalam nampak buruk di luar
**
Kini begitu banyak pejabat yang senang main ke dalam dapur bertukar pendapat bersama mahasiswa yang pemikirannya lebih mudah mereka jejali dengan slogan pembodohan ala pencuri
Akademis, peneliti, pengabdi habis menyisahkan luka yang kelam untuk generasi kami
Kini suara mahasiswa tergeletak sepi di lantai dasar
Akibat watak dari sebuah pembodohan nalar
**
Memang tak nampak seperti yang telah kau pikirkan
Yang jelas hanya tampan dan menawan
Kita hidup di dunia hanya sementara
Otak ciptaannya bukan jadi modal untuk sebuah tipu daya
**
Apalagi untuk mengejar harta dan juga tahta
Pendidikan kita telah sekarat
Terlampau banyak menyipan ego yang keras dan berkarat
Mahasiswa yang dulu kritis kini melarat
**
Datannglah hukum rimba berangkatkan mereka ke neraka
Tangisan pendidikan sungguh sangat menyesakkan
Ratapan wajah pribumi sungguh sangat memprihatinkan
Tak ada kisah yang pantas untuk diceritakan
**
Layaknya sebuah kaset yang tak boleh dipertontonkan,
Iya kami tidak sendiri, goresan pena kami akan terus melontangkan permberontakan untuk mereka yang senang merampas hak mahasiswa masa kini
Iya kami tidak sendiri
Iya kami masi di sini, iya kami akan tetap di sini
**
Walau kini kami merasa makin jauh dari kawan-kawan
Kita yang katanya saudara beda keluarga jauh dari rumah, tapi itu dulu jauh sebelum negeri ini menjadi milik siapa
Kami merasa teman-teman pelaku mahasiswa diam-diam menikam dari belakang
Saya kira sikap orang-orang seperti kita sama, kita yang selalu menentang mereka lewat karya
Ketika orang-orang lain masih mabuk dengan rayuan gombalan tipuan
Hormat manusia terhadap bangsa ini hilang bhineka tunggal ika lenyap ditelan burung garuda
Mengganggap bahwa saling menikam adalah suatu akhir dari permasalahan
Entah sampai kapan catatan ini akan tetap ada anggapan tetap tertanam di dalam kalbu para pemuda dalam pribadinya dan tanpa kekerasan kita bisa merubah sejarah dengan setitik karya
Lewat perjuangan pendidikan akan merdeka
Jangan lepaskan tanah kita jadi buta
Jangan lepaskan bisu mulai bernyanyi
Jangan biarkan pendidikan menjadi sepi
Karna kami tidak butuh sepuluh pemuda untuk menggoncangkan dunia
Cukup dengan para mahasiswa yang cinta akan pendidikan
Kita bisa mencerdaskan kehidupan bangsa
Lestari pendidikanku
Damailah jiwa kita.
**
Penulis adalah Mahasiswa Fakultas Kehutanan Angkatan 2015
AnakUntad.com adalah media warga. Setiap warga kampus Untad bebas menulis dan menerbitkan tulisannya. Tanggung jawab tulisan menjadi tanggung jawab penulisnya |