(PUISI) S E M U – Michelle

Semenjak kita larut dalam kebahagiaan yang semu
Kita hanyalah sebatas plastik dan tanah
Bersama, namun tak kunjung menyatu
Menjadi sebuah hal yang lumrah
Ketika perhatian lebih, dapat memicu hati yang mendebarkan
Pintaku tak lebih dari semut yang mencari gula
Pun tak kurang dari lebah yang memburu nektar
Hanya sebatas persaksian bahwa kebersamaan yang dirajut dapat segera menghangatkan perbedaan
Awalnya kupikir menjadi orang yang sedikit lebih dewasa sepertimu dapat lebih memahami dan menghargai sebuah rasa
Pun juga perihal tanggung jawab dan sebagainya;
Buktinya? tidak sama sekali.
Anggap saja seperti hukum Aksi-Reaksi
Jika aksi yang kau berikan dapat menumbuhkan bunga
Maka reaksi yang berbalik dapat membantu menjaga bunga tesebut
Beberapa dari mereka dapat memahami hal seperti ini
Dan segelintir dari mereka menolak hal yang konyol seperti ini
Detik berlanjut, waktu terbuang
Reaksi berbalik kian hari makin mantap merawat bunga yang tumbuh
Berbanding terbalik bersama aksi yang seolah tak perduli pada bunga yang telah tumbuh
Hingga bunga menjadi layu;sayup sayup;mati
Padamu yang  memilih terjebak dimasa lalu tanpa mau beranjak pergi
Padamu si pemberi aksi menumbuhkan bunga lantas sengaja mematikannya kembali
Kepada kamu yang sempat mewarnai hari kemarin dan menjadi kelabu menuju hitam hari ini
Beribu ucapan terimakasih menumpuk dan segudang maaf yang menunggu
Jika denganmu kemarin bisa terjalin kebahagiaan semu yang di penuhi ribuan pertanyaan dan rahasia
Semoga di hari esok kita bisa merasakan bahagia yang nyata tanpa dibuntuti perasaan curiga satu sama lain
Entah kita;lagi. Atau tidak sama sekali;bersama yang lain.

AnakUntad.com adalah media warga. Setiap warga kampus Untad bebas menulis dan menerbitkan tulisannya. Tanggung jawab tulisan menjadi tanggung jawab penulisnya

 


Diterbitkan

dalam

oleh

Tags:

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *