Merayakan Hari Kesehatan Mental Sedunia: Jurnalis & Kesehatan Jiwa di Dunia yang Tidak Setara

Dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Mental Sedunia, Rumah Berbagi.Id membuat forum diskusi bersama para jurnalis se-kota palu dengan mengangkat tema “Jurnalis dan Kesehatan Jiwa Di Dunia Yang Tidak Setara”. Kegiatan ini dilaksanakan di sekretariat SKP HAM SULTENG yang bertempat di jalan Basuki Rahmat lorong samping Hotel Best Western Palu.

Seperti yang kita ketahui, tanggal 10 Oktober adalah hari kesehatan Jiwa sedunia. Mundur sedikit lebih jauh, 29 tahun yang lalu peringatan ini pertama kali digaungkan di seluruh dunia pada tahun 1994. Namun dua tahun berikutnya, peringatan hari kesehatan Jiwa memiliki tema yaitu “Meningkatkan Mutu Pelayanan Kesehatan Jiwa di Seluruh Dunia”.

Tahun ini hari kesehatan Jiwa mengusung tema “Kesehatan Jiwa di Dunia yang Tidak Setara”.  Tidak setara dalam layanan, tidak setara dalam pandangan dan menyebabkan stigma dan masih banyak lagi. Jika kita perhatikan dengan seksama, 27 tahun hari kesehatan Jiwa memiliki tema dan selama 27 tahun juga hari kesehatan Jiwa sedunia masih memiliki masalah yang sama yaitu akses kesehatan Jiwa yang masih dianggap sebelah mata oleh semua orang.

Profesor Gabriel Ivbijaro, Sekjen WFMH (World Federation for Mental Health) melakukan penelitian tentang akses layanan kesehatan Jiwa di berbagai negara dan hasilnya sudah bisa diduga oleh kita semua. Antara 75% hingga 90% orang dengan Gangguan Jiwa di negara negara yang berpenghasilan rendah dan menengah tidak mendapatkan akses layanan sama sekali, sedangkan di negara yang penghasilannya lebih tinggi tidak jauh lebih baik. Kenyataan dalam riset dan penelitian ini memperlihatkan dengan begitu gamblang bagaimana pengabaian kesehatan jiwa masih terus ada dan terpatri dalam benak kita.

Kalau kita ingat, dalam serial anak-anak Si Unyil, ada tokoh ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa) yang selalu bilang “dimana anak saya?”. Tokoh ODGJ ini merupakan momok yang menakutkan dan layak untuk di hindari. Tokoh ini memperlihatkan “stigma” yang harus ditanggung oleh banyak penderita ODGJ. Kenyataan ini semakin menjadi rumit karena banyak orang enggan untuk menyampaikan kenyataan tentang pentingnya kesehatan jiwa menjadi salah satu fokus utama dalam perhatian kita. Terlihat dari berbagai pemberitaan kesehatan jiwa yang tidak pernah menjadi headline dalam berbagai media. Jangankan headline, pemberitaan soal kesehatan jiwa masih cukup sulit di temukan.

Sejenakhening.com dan Rumahberbagi.id menyadari berbagai masalah yang kompleks ini. Mereka merasa kesehatan jiwa di dunia yang tidak setara ini perlu banyak dibicarakan oleh semua kalangan agar kesadaran dan pemahaman kita semua bertumbuh dengan keresahan yang sama. Dimulai dari titik ini lah, mereka turut mengampanyekan hari kesehatan jiwa sedunia dengan “ngorbol” dari orang-orang yang memiliki latar belakang yang berbeda. Pada tanggal 10 Oktober kemarin , sungguh sebuah kesempatan yang berharga bisa bertemu dengan teman teman dari dunia jurnalis. Senang rasanya melihat antusiasme seperti ini. Kalau melihat dari animo para tamu undangan, rasanya bukan hal yang mustahil jika kesehatan jiwa akan banyak di perbincangkan oleh berbagai kalangan.

Sejenakhening.com dan Rumahberbagi.id hadir untuk memberikan layanan kesehatan mental. Sejenakhening misalnya telah mengadvokasi pemerintah untuk menyediakan layanan kesehatan jiwa di puskesmas. Sejak 2020. Psikolog klinik telah hadir di sigi dan sejak 2021 telah hadir di kota palu.

Rumahberbagi.id pun sama. Telah konsisten menyalenggarakan kegiatan-kegiatan edukasi tentang kesehatan mental baik serial IG LIVE maupun webinar online dan offline. Rumahberbagi.id bahkan menjadi partner dinas kesehatan provinsi dalam memberikan layanan kesehatan jiwa, juga menjadi partner dari Dp3a kab sigi, palu, dan poso serta provinsi sulawesi tengah.

Langkah ini adalah langkah awal, harapannya pemerintah dapat secara mandiri memenuhi kebutuhan aksesibilitas layanan kesehatan mental.

Baca juga: Mengapa Bersyukur Dapat Meningkatkan Kesehatan Mental? Ini 4 Alasannya

AnakUntad.com adalah media warga. Setiap warga kampus Untad bebas menulis dan menerbitkan tulisannya. Tanggung jawab tulisan menjadi tanggung jawab penulisnya.


Diterbitkan

dalam

,

oleh

Tags:

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *