Hari: 20 Oktober 2018

  • Palu Bangkit : When The City Smiles

    Palu Bangkit : When The City Smiles

    Aku menyukai tempat tinggalku sekarang. Namun di sisi lain karena lamanya aku di tempatku, kejenuhan terkadang datang di benakku. Hingga aku sadari bahwa aku punya seribu alasan untuk pergi. Tapi bukan di hari itu. Belum saatnya. Mengapa? Aku juga tak tahu pasti. Namun, ada senja yang ingin ku temui, yang aku rindukan hari itu. Karena…

  • Palu Bangkit : Senjaku Direnggut Oleh Bencana

    Palu Bangkit : Senjaku Direnggut Oleh Bencana

    Sore itu, hari yang sama dengan hari-hari kemarin, tidak ada perbedaan, tidak ada ketakutan, dan tidak ada firasat yang mengatakan bahwa inilah hari terakhirku melihat betapa indahnya Kota Palu. 28 November 2018, pukul 18.02 WITA, ketika orang berlarian, ketika kendaraan berjatuhan, ketika bangunan yang ada di depanku berjatuhan, “Ya Allah, apakah ini yang dinamakan Kiamat…

  • Palu Bangkit : Syukur Dibalik Bencana Palu

    Palu Bangkit : Syukur Dibalik Bencana Palu

    Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh Hari-hari ku lalui seperti biasanya. Disaat matahari mulai terbenam, ku tinggalkan kampus tercinta Universitas Tadulako. Jum’at, 28-9-18 sore itu aku langsung masuk ke dalam kontrakan yang sekitar 2 bulan memang menetap di sana. Tepatnya di Perumahan Kebun Sari, Jl. Dayodara II, Palu, Sulawesi Tengah, Indonesia. Setibanya di rumah, saya langsung ke dapur…

  • Palu Bangkit : Karena Tuhan Tahu, Kita Mampu!

    Palu Bangkit : Karena Tuhan Tahu, Kita Mampu!

    Allah menurunkan bencana, musibah dan cobaan yakni agar kita ___________________________ Bagaimana keadaan keluargaku? Bagaimana keadaan teman-temanku? Aku menangis sejadi-jadi nya. Bagaimana tidak? Kota rantau ku kini hancur berantakan di terjang bencana alam yang kini ramai jadi perbincangan di negeri ini. Jembatan kuning ikon kebangaan kota Palu sudah rubuh. Sudah tak ada lagi yang bisa dibanggakan…

  • Palu Bangkit : Kematian | Puisi

    Palu Bangkit : Kematian | Puisi

    Kematian Ada duka yang sedang menyelimuti dada pada setiap yang kehilangan. Aku tahu kematian adalah kepastian untuk semua makhluknya, dan kali ini adalah giliranmu untuk pergi, aku sangat tahu itu. Sekilas kenanganmu kembali dipelupuk mata… Senyum, Tawa, Amarah, Sedih, Risau, Seringkali menghampiriku Katamu berjalan bersama adalah bahagia, tapi menggenggam tanganmu saja aku tak bisa. Bahkan…