Lewat 10 menit malam ini
Ku tulis hari bahagiamu
Harusnya kata itu terucap, pada 27 September.
Kisahmu,
Perjalanan yang begitu panjang
Usiamu kini, 20 tahun lebih tua dariku
Suksesmu, Capaianmu
Keistimewaan yang selalu diabadikan dalam setiap moment
Mulai dari merajut asa, hingga mengumbar rasa
Setapak demi setapak
bersama masa dan massa
berkawan oleh resah dan gelisah
Hari ini, undangan itu menyapa lagi
Menyebutmu Nomoni yang artinya Berbunyi
Bunyi yang didengungkan pada sebuah pergelaran
Acara, pameran, pentas, pertunjukan, penampilan
Semuanya akan dilangsungkan
Bersama seutas tali penghubung
Antara Kamu dan Doa kami.
Baca Juga : https://anakuntad.com/2018/10/palu-bangkit-langit-cerah-ketika-bumi-berguncang/?preview=true
Baca Juga : https://anakuntad.com/2018/10/palu-bangkit-palu-notumangi-puisi/
Baca Juga : https://anakuntad.com/2018/10/palu-bangkit-laki-laki-berkacamata/
Sebuah sambutan meriah itu mendatangi
Berselaras dengan sebutanmu Nomoni
Diikuti oleh hentakan bumi
Membuat suara semua orang berbunyi
Seakan maut mengejar tiada henti
Berseru kepada-Nya
Berlari tak tentu arah
Berlari tak kenal lelah
Berpisah dari kekasih
Berpisah dari yang terkasih
Tiba kado berikutnya menggilir
Teriakan pelari itu lebih kencang
“Air… air… air”
Seperti memulai pergelaran hari itu
Sebuah acara fenomenal
Sebuah teater dramatis
Sebuah pameran mewah
Sebuah pertunjukan spektakuler
Terkenal, tersorot, tersaksikan
Bunyi itu akhirnya menggetarkan Dunia
Menggemparkan setiap penjuru
Hari ini, duka untuk kami
Semua tinggal puing puing derita
Semua tinggal bait bait cerita
Tawa yang membludak terganti oleh tangis yang mengiris
Menjadi Kado Untukmu Kotaku, Palu.
AnakUntad.com adalah media warga. Setiap warga kampus Untad bebas menulis dan menerbitkan tulisannya. Tanggung jawab tulisan menjadi tanggung jawab penulisnya. |
Tinggalkan Balasan