Tag: cerita anak untad
-
Gabut: Antara setumpuk ‘tunda’ dan ‘kosong’
Letih badan dan pikiran berlama-lama dalam rumah. Sempoyongan perasaan karena jenuh berlebih. Malam semakin nyata, pagi semakin tak kasat mata. Belum lagi dengan setumpuk tugas kuliah yang mesti dikerjakan, seolah berbalik mengerjai. April, bulan ini terjadi banyak hal. April mop, Ramadhan, dan berlangsungnya Status Darurat Kesehatan. Di bulan yang sama, di waktu lampau, ada meletus…
-
Palu Bangkit : When The City Smiles
Aku menyukai tempat tinggalku sekarang. Namun di sisi lain karena lamanya aku di tempatku, kejenuhan terkadang datang di benakku. Hingga aku sadari bahwa aku punya seribu alasan untuk pergi. Tapi bukan di hari itu. Belum saatnya. Mengapa? Aku juga tak tahu pasti. Namun, ada senja yang ingin ku temui, yang aku rindukan hari itu. Karena…
-
Palu Bangkit : Senjaku Direnggut Oleh Bencana
Sore itu, hari yang sama dengan hari-hari kemarin, tidak ada perbedaan, tidak ada ketakutan, dan tidak ada firasat yang mengatakan bahwa inilah hari terakhirku melihat betapa indahnya Kota Palu. 28 November 2018, pukul 18.02 WITA, ketika orang berlarian, ketika kendaraan berjatuhan, ketika bangunan yang ada di depanku berjatuhan, “Ya Allah, apakah ini yang dinamakan Kiamat…
-
Palu Bangkit : Syukur Dibalik Bencana Palu
Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh Hari-hari ku lalui seperti biasanya. Disaat matahari mulai terbenam, ku tinggalkan kampus tercinta Universitas Tadulako. Jum’at, 28-9-18 sore itu aku langsung masuk ke dalam kontrakan yang sekitar 2 bulan memang menetap di sana. Tepatnya di Perumahan Kebun Sari, Jl. Dayodara II, Palu, Sulawesi Tengah, Indonesia. Setibanya di rumah, saya langsung ke dapur…
-
Palu Bangkit : Karena Tuhan Tahu, Kita Mampu!
Allah menurunkan bencana, musibah dan cobaan yakni agar kita ___________________________ Bagaimana keadaan keluargaku? Bagaimana keadaan teman-temanku? Aku menangis sejadi-jadi nya. Bagaimana tidak? Kota rantau ku kini hancur berantakan di terjang bencana alam yang kini ramai jadi perbincangan di negeri ini. Jembatan kuning ikon kebangaan kota Palu sudah rubuh. Sudah tak ada lagi yang bisa dibanggakan…
-
Palu Bangkit : Kematian | Puisi
Kematian Ada duka yang sedang menyelimuti dada pada setiap yang kehilangan. Aku tahu kematian adalah kepastian untuk semua makhluknya, dan kali ini adalah giliranmu untuk pergi, aku sangat tahu itu. Sekilas kenanganmu kembali dipelupuk mata… Senyum, Tawa, Amarah, Sedih, Risau, Seringkali menghampiriku Katamu berjalan bersama adalah bahagia, tapi menggenggam tanganmu saja aku tak bisa. Bahkan…
-
Palu Bangkit : Laut di Tanah Kaili | Puisi
Engkau tenang dalam keheninganmu Diam dalam kedamaianmu Laksana takkan ada hal yang akan terjadi Eloknya kau dipandang tanpa gemuruhmu Diri ini ingin melibatkanmu dalam gambar bersamamu jikalau liburan Engkau bagai penyejuk kedamaian Dikala butuh liburan selalu mengutamakanmu untuk dikunjungi Untuk menenangkan jiwa dan pikiran ini dikala terlepas dari kewajiban yang telah dilaksanakan Indahnya pancaran senja…
-
Palu Bangkit : Palu Kami
Langit senja mungkin tidak akan pernah lagi sama di kota kami. Rintik hujan mungkin tidak akan sesejuk dahulu di kampung halaman kami. Matahari di penghujung petang juga tidak akan sehangat dahulu di tanah kelahiran kami. Tapi… hari baru bernyanyi untuk Palu. Ada janji yang datang bersama pelangi. Sebuah janji agar kami tetap tegar dan kuat.…
-
Palu Bangkit : Padamu Palu, Ku Titipkan Kisahku
Jembatan kuning boleh saja rubuh, sepanjang talise boleh saja hancur, tapi rindu tak berhenti di situ dan kenangan akan selalu ku bawa.. sampai aku kembali lagi, padamu Palu, ku titipkan kisahku.. Aku tak pernah memilih Palu untuk di tinggali.. bahkan dengan berat hati memilih menyelesaikan kuliahku disini. Aku tidak pernah cocok dengan udaranya, Airnya,…
-
Palu Bangkit : Palu di Ujung September | Puisi
Palu… Dulu kau tak dikenal Hanya diketahui segelintir orang Kini kau terkenal Bahkan negeri asing pun ingin menyambang Palu… Aku tak lahir di tanahmu Tapi aku tumbuh di tanahmu Aku melihat perkembanganmu Hingga aku menyaksikan kesuksesanmu Palu… Aku tak pernah menduga Bahwa kau akan menjadi tanah mengerikan Menghantam segala jiwa dan raga Dalam…